Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terapi dan prognosa tumor larynx kelenjar leher

Terapi dan prognosa tumor larynx kelenjar leher - Pada abad yang lalu karsinoma larynx merupakan suatu penyakit dengan prognosa yang hampir selalu buruk, namun pada abad ini prognosa tumor larynx berangsur sedemikian membaik sehingga sejak 25 tahun terakhir tumor ini mendapat tempat kedua setelah karsinoma kulit dalam urutan prognosa tumor ganas pada manusia.

Dari statistik ketahanan hidup yang disusun berdasar data-data dari berbagai sentral di seluruh dunia dan diajukan pada tahun 1975 di Toronto ''Centennial Conference on Laryngeal Cancer'', ternyata bahwa hasil terapi dalam 20 tahun terakhir ini tidak banyak mengalami perubahan dan tidak tergantung pada metode-metode terapi.

Walaupun terapi yang diberikan kadang-kadang amat berbeda, tergantung lokalisasi dan tidak tergantung pada metode-metode terapi. Walaupun terapi yang diberikan kadang-kadang amat berbeda, tergantung lokalisasi dan stadium tumornya, namun AKH 5 tahun tetap 65%.

Maka dapat dimengerti bahwa perhatian dan usaha pada tahun-tahun terakhir ini terutama ditujukan untuk meningkatkan kuwalitas hidup setelah terapi. Ini berarti bahwa di satu pihak diusahakan untuk membatasi sekecil mungkin laryngectomi total, tetapi di lain pihak diusahakan mempertahankan hasil-hasil survival pada tingkat yang sama.

Karsinoma plica vocalis yang masih kecil dan tidak mengganggu mobilitasnya yang merupakan bagian terbesar dari karsinoma larynx di Eropa Barat Laut dan Kanada, dapat diterpa baik dengan AKH 5 tahun 80-90% dengan radiasi, fungsi suara umumnya sembuh seluruhnya atau hampir seluruhnya.

Di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa Selatan sebagian tumor-tumor kecil ini diterapi secara pembedahan, yang disebut laryngektomi parsial : hemilaringektomi vertikal dan laringektomi frontolateral. Meskipun hasil-hasil dengan cara ini apabila diukur dengan ''survival''nya tidak kalah dibanding radioterapi, hasil fungsionalnya jelas kalah.

Menurut penulis tindakan pembedahan seperti itu tidak dapat dipakai terhadap tumor-tumor kecil pada larynx. Meskipun demikian pada kasus yang sangat terpilih, misalnya pada suatu kasus residif yang terbatas karsinoma glottis yang telah mendapat penyinaran digunakan tindakan operasi kuratif laryngektomi parsial.

Untuk tumor-tumor glottis yang lebih besar dengan infiltrasi yang dalam hingga mobilitas plica vocalis yang terkena sudah hilang menimbulkan stridor dan dyspnea, diberikan terapi laryngektomi total. Hilangnya suara dari penderita-penderita merupakan suatu cacat yang berat, tetapi di lain pihak AKH 5 tahun penderita-penderita yang mengalami laryngektomi ini adalah 60% (De Jong, 1975).

Dengan latihan berbicara dengan oesophagus pada 2/3 dari penderita-penderita ini dapat diperoleh cara komunikasi yang lumayan. Jika dengan cara ini tidak didapat hasil bisa digunakan larynx artifisal. Untuk penderita yang telah atau akan mengalami operasi laryngekktomi, di negeri Belanda ada suatu yayasan yang bernama ''de Nederlandse Stichting voor Gelaryngectomeerden'' yang bertujuan membantu kepentingan-kepentingan mereka secara luas.

Tumor-tumor supraglottis, pada umumnya penderita datang memeriksakan atau mendapatkan terapi lebih lambat daripada tumor-tumor glottis. Dengan demikian prosentasi penderita yang perlu mendapat terapi primer laringektomi total jelas lebih banyak daripada tumor-tumor glottis.

Di lain pihak ternyata laringektomi partial (dalam hal ini laringektomi supraglottis) bisa mengangkat tumor-tumor besar secara radikal dengan masih dapat mempertahankan fungsi suara, menelan dan pernafasan. Terapi metastasis kelenjar leher tergantung pemilihan terapi terhadap tumor primernya, dan kebanyakan dipilih terapi pembedahan (neck dissection). 

Jika telah terjadi metastasis kelenjar, jelas ketahanan hidupnya turun. Prosentasi AKH 5 tahun untuk seluruh golongan tumor-tumor supragalottis kurang lebih 50%. Tumor subglottis biasanya datang terlambat, sehingga tidak dapat dihindari laringektomi total dengan hemistrumktomi en-bloc, dengan pembersihan kelenjar sepanjang n.recurens sampai mediastinum superior.

Baca selanjutnya Epidemilogi tumor nasopharynx

Pembaca yang berminat memperoleh informasi lebih lanjut dapat membaca ''Proceedings of the Centennial Conference on Laryngeal Cancer'' (Alberti dan Bryce, 1976). Ada suatu hal yang menarik : ternyata 4-10% tumor ganas di kepala dan leher, lebih-lebih karsinoma larynx, menimbulkan tumor ganda (Gerlings, 1970). Tumor yang kedua kebanyakan terdapat pada paru. Oleh karena itu penting untuk menaruh perhatian dalam hal ini, terutama untuk follow-up yang seumur hidup itu.