Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Epidemiologi tumor-tumor hidung

Epidemiologi tumor-tumor hidung  - Tumor-tumor ganas hidung dan sinus paranasal merupakan kurang dari 0,5% dari semua tumor ganas pada manusia. Akan tetapi pada keadaan-kedaan tertentu frekwensinya jauh lebih tinggi. Pada suku Bantu di Afrika Selatan yang memiliki kebiasaan menggunakan serbu isap, yang mengandung bahan-bahan karsinogen seperti 3, 4-benzpyreen, angka ini sekitar 6%.

Yang menarik adalah bahwa kira-kira 10 tahun yang lalu di Inggris pada pemeriksaan lanjutan penderita-penderita kanker rongga hidung dapat ditunjukkan hubungan antara insidensi adenokarsinoma dan pekerjaan (profesi) penderita (Acheson dkk, 1968).

Dari penyelidikan itu ternyata bahwa kelainan yang jarang ini terutama terdapat di perindustrian kayu (mebel) dan juga agak kurang di dalam industri sepatu pembuatan kayu model untuk sepatu. Hasil-hasil ini oleh Delemarre dan Themans (1971) dapat ditetapkan juga untuk seri-seri penderita di Nederland.

Meskipun causa langsung belum dapat ditetapkan dapat dimengerti bahwa inhalasi serbuk kayu yang lunak dalam hal ini memegang peranan yang penting. Dari anamnesa pekerjaan penderita-penderita ini ternyata mereka berada dalam pengaruh karsinogen ini kira-kira 20-30 tahun sebelumnya.
Karena itu jelaslah penting menanyakan pekerjaan penderita bukan hanya pada waktu datang ke dokter. Di harapkan bahwa dengan perbaikan keadaan higiena perusahaan tersebut (ventilasi) penyakit ini akan berkurang insidensinya.