Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tumor-tumor hidung dan sinus paranasalis

Kelainan pramaligna.

Salah satu kelainan pramaligna adalah ''inverted papilloma'', yang hampir selalu terdapat unilateral. Kelainan yang jarang didapatkan ini, yang secara maskroskopik tampak sebagai papiloma atau polip hidung biasa dan secara mikroskopik terciri oleh banyaknya invaginasi epitel ke dalam stroma, menunjukkan hasrat besar residif sesudah pengangkatan, dan 1 sampai 3% mengalami degenerasi maligna (Belonje dan Oey, 1972). Pada penderita-penderita ini seluruh selaput lendir bagian hidung dan rongga tambahan hidung (sinus paranasal) yang terkena harus diangkat seradikal mungkin dan penderita dikontrol seumur hidup.

Simptomatologi.

Tumor-tumor maligna terutama terjadi di antrum dan etmoid. Meskipun terdapat bermacam-macam bentuk histopatologik (Besling dkk, 1972), jumlah tumor yang berasal mesodermal sangat rendah; yang terbanyak adalah karsinoma.

Penyakit ini lebih banyak terdapat pada laki-laki daripada pada wanita, puncak frekwensi terdapat kira-kira pada umur 60 tahun. Sayang gejala-gejala pertamanya menyerupai sinusitis: nyeri muka homolateral, obstruksi hidung dan keluarnya pus, kadang-kadang bercampur darah.

Kerapkali penderita baru datang untuk pengobatan jika proses telah menembus batas tulang maxilla (pipi tebal, mata terdesak ke atas atau pembengkakan dalam mulut) atau telah meluas ke dalam rongga. Pada tumor-tumor ini metastasis limfogen (15%) dan metastasis hematogen tidaklah penting.

Diagnostik dan penetapan stadium.

Pada pemeriksaan yang terpenting adalah rhinoskopi anterior dan posterior dan inspeksi serta palpasi dari luar dan intra-oral. Pada foto-foto rontgen rutine rongga-rongga tambahan hidung sering hanya didapatkan sedikit kelainan, sedangkan pada planigram terdapat keadaan patologik yang luas.

Karena itu pemeriksaan planigrafi ini memberikan informasi yang terbanyak mengenai perluasan prosesnya. Pemeriksaan endoskopi dapat memberikan informasi tambahan yang berharga (Buiter, 1976). Sesudah semestinya diagnosa perlu dikukuhkan dengan pemeriksaan patologi anatomi dengan eksisi percobaan.

Eksisi percobaan biasanya mudah dilakukan melalui lubang hidung. Untuk tumor-tumor ini tidak terdapat pembagian TNM yang berlaku umum. Tumor yang tumbuh menembus palatum durum sukar ditentukan, apakah berasal dari rongga tambahan hidung ataukah berasal dari selaput lendir palatum, jadi suatu tumor rongga mulut.

Baca juga selanjutnya di bawah ini


Tumor-tumor ganas paru dan pleura (Dr. P. Veeze)

Terapi dan prognosa.

Terapi tumor primer kerapkali tidak mencapai sasaran oleh karena perluasan proses tumornya ke belakang dan ke atas arah dasar tengkorak. Kombinasi terapi bedah dan radiasi tampaknya memberikan hasil-hasil yang terbaik; prosentasi kelangsungan hidup 5 tahun untuk seluruh golongan ini kira-kira 25% (Lederman, 1970). Baik pembedahan maupun radiasi di daerah ini untuk penderita kadang-kadang mempunyai akibat-akibat fungsional dan kosmetik yang berat, terutama mengenai matanya.