Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tumor-tumor tes*tis (Dr. H. Schraffordt Koops)

Tumor-tumor tes*tis (Dr. H. Schraffordt Koops) - Dari semua tumor ganas pada orang laki-laki 1-2% ialah tumor tes*tis. Di dalam setiap 100.000 orang tiap tahun terdapat 2-3 tumor tes*tis, sehingga di Nederland (dihitung untuk 6.000.000 orang laki-laki) setiap tahun terdapat kurang lebih 150 kasus.

Pada praktek dokter keluarga dengan 1.500 laki-laki, rata-rata diketemukan 1 kasus tiap 30 tahun. Umur rata-rata kurang lebih 35 tahun, tetapi pernah dilaporkan tumor pada penderita di bawah 5 tahun dan di atas 70 tahun. Tidak diketemukan faktor herediter pada tumor ini, baik pada anak kembar sekalipun. 2 sampai 3% tumor tes*tis terjadi bilateral.

Tumor-tumor tes*tis (Dr. H. Schraffordt Koops)

Etiologi.

Faktor-faktor berikut ini barangkali berpengaruh terhadap terjadinya tumor tes*tis :

Trauma sudah lama dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat menyebabkan timbulnya tumor tes*tis. Namun sekarang orang berpendapat bahwa trauma tidak mempunyai peranan langsung sebagai etiologi tumor tes*tis.

Atrofi tes*tis kerap kali disebut sebagai kemungkinan penyebab. Gilbert dan Hamilton (1949) mengumpulkan data-data kepustakaan dari 5.500 penderita tumor tes*tis dan menemukan 80 di antaranya (1,5%) terjadi dalam tes*tis yang atrofik. Peranan atrofi tes*tis pada genesis tumor ini hingga sekarang belum diketahui.

Kriptorkhismus. Pada tahun 1851 Le Comte telah menaruh perhatian pada kenyataan bahwa tumor tes*tis lebih banyak dijumpai pada tes*tis yang tidak turun. Dari berbagai laporan penyelidikan antara lain dari Johnson 91968), ternyata bahwa 3-11% dari semua tumor tes*tis terjadi pada tes*tis yang tidak turun. Kemungkinan terjadi tumor dalam testikel yang tidak turun adalah 30 kali lebih besar daripada di tes*tis yang turun normal.

Patologi anatomi.

Asal-usul tumor tes*tis masih selalu dalam perbincangan. Sebagian penyelidik berpendapat asal tumor ini harus dicari dalam sel-sel kelamin primordial, yang lain berpendapat berasal dari epitel saluran-saluran benih yang berperan dalam spermatogenesis. Perbedaan pandangan ini sangat mempengaruhi klasifikasi tumor tes*tis.

Untuk kepentingan praktis penggolongan berikut dapat digunakan :

  • Seminoma : 34-55%.
  • Karsinoma sel embryonal : 23-34%.
  • Teratokarsinoma : 9-32%.
  • Khoriokarsinoma : 1-4%.
  • Tumor campur, dengan satu atau lebih komponen tersebut di atas di dalamnya.
  • Beberapa tumor yang jarang terdapat, berasal dari sel-sel Leydig dan sel-sel Sertoli; tumor-tumor ini biasanya jinak dan kerap kali menunjukkan aktivitas hormonal.
  • Segolongan tumor yang amat beraneka ragam yang tidak karakteristik untuk tes*tis, tetapi lebih sesuai dimasukkan ke dalam golongan penyakit sistemik yang ganas seperti sarkoma sel retikulum.

Diagnosa harus didasarkan atas pemeriksaan berbagai daerah irisan tumornya. Prognosa ditentukan oleh komponen yang paling ganas, meskipun ini hanya merupakan bagian kecil dari tumor yang bersangkutan.

Pembentukan metastasis.

Kelenjar-kelenjar limfe di samping vertebra lumbalis II s/d IV merupakan stasiun kelenjar limfe regional dari tes*tis. Jika terjadi metastasis, maka kurang lebih 80% terdapat di stasiun kelenjar para-lumbal ini. Dari stasiun-stasiun lumbal ini, neoplasma dapat meluas secara limfogen melalui ductus thoracicus ke mediastinum dan kelenjar limfe supraklavikuler.

Jalan perluasan hematogen primer ialah langsung dari tes*tis ke paru, jalan kedua adalah dari metastasis kelenjar retroperitoneal melalui ductus thoracicus dan v.subklavia ke paru. Perlu ditambahkan bahwa kalau ada infiltrasi tumor testis ke dalam kulit skrotum, maka di samping terjadi metastasis retroperitoneal limfogen, juga dapat terjadi metastasis dalam kelenjar-kelenjar limfe inguinal.

Simptomatologi.

Tumor primer :

  • Permulaan yang hebat (gambaran seperti orkhitis, epidimitis, torsio tes*tis).
  • Permulaan yang samar-samar sebagai pembengkakan tes*tis tanpa disertai nyeri atau tes*tis menjadi keras lokal disertai deformasi.
  • Hidrokel simptomatik (sesudah pungsi palpasi tes*tis).
  • Nyeri lokal, kerap kali menyebar homolateral ke crista iliaca.
  • Kadang-kadang sama sekali tanpa keluhan atau gejala.

Metastasis-metastasis :

  • Nyeri punggung yang samar-samar sebagai akibat metastasis di kelenjar retroperitoneal.
  • Kolik ginjal sebagai akibat bendungan atau penutupan ureter oleh metastasis kelenjar retroperitoneal.
  • Nyeri yang menyebar ke tungkai.
  • Tumor yang palpabel sebagai akibat metastasis kelenjar limfe di perut.
  • Pembengkakan supraklavikuler, terutama kiri (tetapi kadang-kadang juga kanan).
  • Metastasis paru, dengan atau tanpa keluhan (sarang-sarang bulat soliter atau multipel).
  • Malaise umum disertai anemi dan L.E.D. yang tinggi.
  • Ginekomasti.
  • Perubahan libido (jarang terjadi).

Khoriolarsinoma selalu memproduksi khorion-gonadotrofin. Beberapa tumor ganas tes*tis juga menunjukkan aktivitas ini; mungkin hal ini karena adanya unsur-unsur trofoblast yang tidak didiagnosa pada pemeriksaan histologik.

Diagnostik.

Pemeriksaan laboratorik :

  • Pemeriksaan urin rutin, terutama sedimen, adalah penting untuk membedakan tumor tes*tis dari orkhitis.
  • Darah : ureum kreatinin, fosfatase alkali (kalau perlu 4-nukleotidase), laju enap darah (LED).
  • LDH (dalam fraksi-fraksi) : iso-ensim LDH dalam serum dengan aktivitas tinggi dalam fraksi-fraksi LDH1 dan LDH2 terdapat pada penderita-penderita tumor tes*tis.
  • Penetapan hormon gonadotrofin (reaksi Aschheim-Zondek). Kadang-kadang titer meninggi jika ada unsur-unsur khoriogen dalam tumor tes*tis ini dapat dianggap sebagai tanda prognostik yang buruk.

Pemeriksaan khusus :

  • Foto dada (dalam dua arah) dan planigrafi paru.
  • Pielogram intravena (pembelokan ureter).
  • Limfografi (metastasis kelenjar abdominal).
  • Kavografi (kalau limfografi positif).
Diagnosa banding :

  • Epididymitis dan orkhitis (rasa nyeri dan gejala-gejala inflamasi).
  • Hidrokel (ada bahaya hidrokel simptomatik akibat tumor tes*tis, karena itu dilakukan pungsi dan sesudah itu tes*tis dipalpasi lagi).
  • Varikokel.
  • Spermatokel.
  • Kista epididymis.
  • Torsio tes*tis.
  • Hernia skrotalis.