Zat-zat Karsinogen
Zat-zat Karsinogen - Telah berabad-abad diketahui bahwa terjadinya karsinoma skrotum pada para tukang bersih cerobong asap mungkin akibat kontak dengan jelaga dalam cerobong-cerobong itu. Dugaan ini dikuatkan oleh penemuan bahwa pada binatang-binatang percobaan dapat diinduksi karsinoma kulit dengan cara mengoles kulit tersebut terus-menerus dengan ter.
Baru di tahun 1932 Cook, Hieger Kennaway dan Magneord, dalam penyelidikannya terhadap produk-produk ter ini menemukan suatu zat murni yang bersifat karsinogen, yaitu dibenzantrasen. Sangat banyak zat yang dianggap mampu menimbulkan perubahan ganas.
Sebagian penyelidik berpendapat bahwa sebagian besar tumor-tumor ganas yang terdapat pada manusia disebabkan juga oleh kontak dengan zat-zat ini. Suatu aspek penting dalam pemberantasan kanker adalah mencari zat-zat karsinogen yang mungkin dapat dieliminasi dari makanan dan lingkungan.
Penyelidikan-penyelidikan yang sedang dikerjakan, di antaranya oleh Miller dan kawan-kawan, telah memperluas gambaran kita tentang karsinogenesis kimiawi. Sebagian besar zat-zat yang disebut karsinogen tidak secara langsung menimbulkan kanker.
Mereka di dalam tubuh harus lebih dahulu diubah menjadi zat karsinogen yang efektif. Zat-zat ini disebut ''karsinogen distal''. Hal ini tidak diperlukan pada ''karsinogen proksimal'', yang langsung dapat bertindak afektif. Kesamaan dalam keanekaragaman susunan kimiawi zat-zat karsinogen terletak pada macam gugusan reaktifnya yang terjadi secara ensimatik.
Reaksi kimiawi antara gugusan dengan DNA mungkin merupakan langkah penting pada inisiasi karsinogenesis. Pandangan terakhir ini sesuai dengan pengamatan bahwa 90% dari zat-zat karsinogen kimiawi juga bersifat mutagenik. Konsentrasi karsinogen yang diperlukan untuk transformasi tidak tetap dan tergantung dari macam zat dan individunya.
Sebagian karsinogen hanya bekerja pada lokalisasi ditempatkannya, yang lain dapat juga menimbulkan tumor-tumor di tempat lain dari organisme. Kadang-kadang tampak pilihan menyolok untuk organ-organ tertentu. Zat-zat karsinogen yang terpenting dapat dibagi menjadi beberapa golongan berdasar struktur dan aktivitasnya.
Hidrokarbon polisiklis. Dalam golongan ini termasuk beberapa derivat ter, dimetilbenzantrasen, dibenzatrasen, benzpyren dan metilkholantren. Zat-zat ini dapat menginduksi tumor baik pada tempat aplikasinya maupun, sesudah absorpsi, pada tempat yang jauh jaraknya.
Tidak mustahil bahwa benzpyren memegang peranan penting dalam terjadinya karsinoma bronkhus pada para perokok berat. Faktor genetik mungkin ikut berperan pada terjadinya karsinoma bronkhus. Amina aromatik. Dalam golongan ini termasuk antara lain naftilamina, benzidin, asetil-aminofluoren dan zat-zat warna azo.
Naftilamina adalah salah satu penyebab penting karsinoma kandung kencing. Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan produksi dan penggunaan zat-zat warna anilin, di antaranya dalam industri tekstil, sering mendapat kontak dengan zat ini.
Nitrosamina dan nitrosamida. Meskipun ada dugaan bahwa zat-zat ini bisa menimbulkan tumor, namun peranan zat-zat tersebut pada manusia belum begitu menyakinkan. Zat-zat ini penting artinya dalam onkologi eksperimental. Mereka merupakan karsinoma distal yang kerapkali menunjukkan spesifitas menyolok dalam menginduksi tumor pada organ-organ tertentu.
Etilnitroamina, yang termasuk dalam golongan zat-zat ini pada tikus hamil dapat menembus plasenta dan mengakibatkan terjadinya tumor otak pada anak yang dikandung. Karsinogen yang meng-alkil. Dalam golongan ini termasuk beberapa sitostatika, di antaranya siklofosfamida.
Karena zat ini sekarang juga dipakai untuk kepentingan yang bukan paliatif lagi, maka kenyataan ini harus diperhatikan. Mereka terutama termasuk karsinogen proksimal. Asbes dan beberapa logam karsinogen. Kenaikan frekwensi mesotelioma dan juga karsinoma bronkhus pada pekerja yang mengolah asbes amat menarik perhatian.
Berilium, kadmium, kobalt, nikel dan timah hitam dalam keadaan ion bersifat elektrofil dan dengan itu mungkin dapat mengikatkan diri kepada molekul-molekul di dalam sel yang biologik aktif dan dengan demikian menyebabkan transformasi dari sel itu.
Karsinogen alam. Berlainan dengan karsinogen-karsinogen di atas, yang dimaksudkan di sini adalah hasil-hasil metabolik sel, terutama jamur-jamur dan yang terdapat dalam lingkungan alamiah. Yang paling dikenal dari mikotoksin-mikotoksin adalah aflatoksin, suatu produk dari Aspergillus flavus. Data-data epidemiologik memberikan kemungkinan bahwa toksin ini, yang diantaranya terdapat dalam kacang-kacang berjamur, memegang peranan dalam terjadinya karsinoma sel hati menusia.