Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diagnosa dan terapi eksplorasi tes*tis atau semikastrasi (Dr. H. Schraffordt Koops)

Diagnosa dan terapi eksplorasi tes*tis atau semikastrasi (Dr. H. Schraffordt Koops) - Sebelum dilakukan insisi inguinal, pertama-tama funikulus harus dijepit, guna menghindari penyebaran sel-sel tumor melalui saluran darah atau limfe. Tes*tis diluksasi dari skrotum melalui luka insisi dan diteliti. Kalau keadaannya meragukan diadakan biopsi insisi. Di luar keadaan tersebut langsung dilakukan semikastrasi. Pungsi melalui kulit skrotum tidak dibenarkan.

Diagnosa dan terapi eksplorasi tes*tis atau semikastrasi (Dr. H. Schraffordt Koops)

Metastasis kelenjar lumbal.

Meskipun metastasis ini tidak dapat ditunjukkan secara klinis maupun rontgenologik, sesungguhnya sering terjadi, sehingga bagaimanapun diperlukan terapi yang ditunjukan kepada metastasis ini. Terapi tersebut tergantung dari histologi dan perluasan metastasis-metastasisnya.

Seminoma.

Kepada semua penderita diberikan radioterapi kelenjar-kelenjar limfe, dari inguinal sampai diafragma, jika mungkin dengan aparat megavolt (paling sedikit 3.000 rad dalam 3 sampai 4 minggu, dan kalau masih tetap tampak adanya residu tumor, dosis ditambah 1.000 rad lagi). Kalau perlu dapat juga diberikan radiasi profilaktik terhadap mediastinum dan daerah supraklavikuler, terutama kalau telah terjadi metastasis abdominal.

Semua tumor ganas lain.

Terapi bedah atau radioterapi. Pandangan-pandangan dalam hal ini masih berbeda-beda. 

Kemungkinan-kemungkinannya adalah :

  • Radioterapi (prinsipnya seperti pada radiasi seminoma, tetapi dengan dosis yang jauh lebih tinggi, sampai 5.000 rad dalam 5 minggu) Batermann c.s. 1973, Van der Werf-Messing, 1976.
  • Diseksi kelenjar limfe retroperintoneal (Staubitz c.s. 1973).
  • Diseksi kelenjar limfe retroperintoneal + radioterapi (Castro, 1969).
  • Diseksi kelenjar limfe retroperintoneal + radioterapi + sitostatika (Scheraffordt Koops c.s. 1974).
  • Sitostatika (Mackenzie, 1966).

Hingga kini masih terdapat pertentangan mengenai terapi yang terbaik. Berbagai pusat pada waktu ini bekerja sama untuk mendapatkan kejelasan dalam hal tersebut. Radioterapi bukannya tanpa bahaya : bisa terjadi kelainan usus halus sebagai komplikasi yang kadang-kadang baru tampak beberapa tahun kemudian.

Diseksi kelenjar retroperitoneal memerlukan kepandaian pembedahan yang tinggi, dan dapat berakibat gangguan enjakulasi (tanpa gangguan ereksi atau orgasme). Sitostatika sendiri hanya digunakan kalau ada metastasis retoperitoneal yang luas atau metastasis jauh. Telah diketahui bahwa dengan sitostatika ini kadang-kadang dapat dicapai regresi permanen.

Prognosa.

Prognosa tergantung dari gambaran histologik dan stadium metastasisnya.

Angka Ketahanan Hidup (AKH) 5 tahun (tidak mempedulikan stadium) :

  • Seminoma 90% 90%.
  • Karsinoma sel embrional 49%.
  • Teratokarsinoma 45-60%.
  • Khoriokarsinoma 5%.

Follow-up.

  • Tahun ke 1 : tiap bulan.
  • Tahun ke 2 : tiap 2 bulan.
  • Tahun ke 3 : tiap 3 bulan.
  • Tahun ke 4 dan ke 5 : tiap 6 bulan.

Perhatian khusus harus diberikan kepada abdomen (IVP berulang), limfoma supraklavikuler, paru (foto thorax), LED dan keadaan umum. Metastasis lambat tidak selalu berarti hilangnya harapan; dengan sitostatika dan atau radioterapi masih dapat dicapai remisi sementara atau menetap.

Baca juga selanjutnya di bawah ini

Tumor intrakranial (Prof. Dr. W. Luyendijk)

Catatan.

Di Negeri Belanda telah didirikan ''Commissie Testistumoren'' (Sekretariat Chirurgische Kliniek, Academisch Ziekenhuis, Leiden). Protokol-protokol pemeriksaan terapi dan follow-up akan dikirim atas permintaan.