Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Patologi anatomik tumor ekstraserebral intrakranial (Prof. Dr. W. Luyendijk)

Patologi anatomik tumor ekstraserebral intrakranial (Prof. Dr. W. Luyendijk) - Malignitas histologik tumor-tumor hipofisa amatlah jarang. Tumor-tumor ini primer tumbuh di dalam sella dan pada pertumbuhan selanjutnya meluas ke supraseller. Karena tekanan pada chiasma nervi optici dapat terjadi defek lapangan penglihatan, dengan yang paling menonjol adalah hemianopsia bitemporal.

Sebagai kekecualian dapat terjadi ekspansi tumor ke sinus sphenoidalis. Pembentukan kista jarang didapat di antara adenoma hipofisa, tetapi menjadi ciri utama kraniofaringioma. Pembentukan kista supraseller yang baru sesudah ekstirpasi kraniofaringeoma yang tidak sempurna kerap kali menimbulkan gejala-gejala residif klinis.

Meskipun meningeoma umumnya bersifat tumor jinak namun tidak demikianlah yang sebenarnya halnya. Dua sampai tiga persen dari tumor ini, yang disebut meningosarkoma, bersifat sebagai tumor ganas. Meningeoma tumbuh dari selaput-selaput otak kecuali yang terletak intraventrikuler (yang jarang) - perifer dari susunan saraf pusat.

Tumor-tumor ini dapat dijumpai pada bagian konveks otak besar dan lebih jarang para basis tengkorak. Ada preferensi untuk berlokalisasi parasagital yaitu dari oksipital sampai subfrontal, sampai dengan tuberculum sellae.

Preferensi lain adalah di daerah pinggir sphenoid, pada batas alur tengkorak depan dan tengah. Vaskularisasi tumor-tumor ini kebanyakan diberikan oleh cabang-cabang a. carotis externa. Ini penting untuk diagnostik dengan menggunakan angiografi dan pada keadaan-keadaan khusus untuk terapi operatif (embolisasi preoperatif).

Baca selanjutnya Tumor-tumor intraserebral dan intraserebeller (Prof. Dr. W. Luyendijk)

Neurilemoma akustikus amat jarang bersifat maligna. Cara perluasan tumor ini menentukan simptomatologinya. Gejala-gejala berpusat pada defek saraf otak ke-8 (tuli neural dan insensitivitas kalorik organ vestibuler), disamping itu dapat juga dijumpai gejala-gejala defek nervus trigeminus dan juga nervus glossopharyngeus dan nervus vagus dan dari cerebellum. Paresis facialis dalam hal ini jarang atau amat lambat dijumpai.