Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tumor-tumor intraserebral dan intraserebeller (Prof. Dr. W. Luyendijk)

Tumor-tumor intraserebral dan intraserebeller (Prof. Dr. W. Luyendijk) - Metastasis-metastasis karsinoma dan sarkoma bersifat sebagai tumor ganas. Sebagian besar metastasis ini berlokalisasi di daerah aliran a. cerebri media. Di antara glioma malignitasnya berbeda-beda. Bertolak dari ciri-ciri histologiknya.

Kernohan membagi astrositoma dan ependimoma ke dalam 4 derajat, meningkat dari benigna melalui semi benigna dan semi maligna sampai maligna. Dua tingkat terakhir, tingkat 3 dan 4 juga disebut glioblastoma multiforme. Di antara oligodendroglioma juga terdapat perbedaan tingkat malignitas, tetapi pembuatan gradasi yang tepat tidaklah mungkin.

Medulloblastoma umumnya bersifat amat ganas. Penilaian maglinitas ini bagi klinikus menentukan bentuk tindakan pasca-operatif yang mungkin harus dtrakranial, dikerjakan seperti radioterapi dan atau khemoterapi. Berhubungan keadaan tersebut kita harus berhati-hati karena hasil pemeriksaan tergantung dari material operasi yang dikirim dan tidak ada kepastian, jika tumor diperiksa lengkap.

Selanjutnya pengalaman menunjukkan bahwa glioma lama-lama sering berubah menjadi lebih ganas, yang sudah barang tentu akan memperburuk prognosa. Di samping itu perlu dicatat bahwa dapat terjadi perbedaan menyolok antara malignitas histologik dan klinik.

Lokalisasi tumor memiliki arti penting dalam hal ini. Misalnya, astrositoma yang letaknya supratentorial mempunyai prognosa jauh lebih buruk daripada astrositoma dengan ciri-ciri histologik persis sama yang terletak intratentorial, di cerebellum.

Keterangan untuk kenyataan ini sampai sekarang belum didapat. Simptomatologi yang berhubungan dengan lokalisasi tumor akan dibicarakan lebih lanjut. Kecepatan kenaikan tekanan intrakranial antara lain tergantung dari timbulnya edema otak di sekitar tumor (peritumoral), hambatan aliran liquor, pembentukan kista intratumoral, dan perdarahan intra atau peritumoral.

Glioma-glioma pada umumnya tumbuh infiltratif sehingga menyukarkan radikalitas tindakan operatif. Pada umumnya glioma otak dianggap tidak menimbulkan metastasis ekstrakranial, kecuali medulloblastoma yang terutama menimbulkan metastasis pasca-peratif 9entmetastasen) di jalanan liquor, terutama di dalam rongga liquor di sekitar medulla spinalis dan cauda, equina.

Ini berarti bahwa radioterapi pasca operatif bukan hanya ditujukan pada daerah operasi saja, melainkan juga daerah spinal harus diikutsertakan. Selanjutnya ternyata bahwa anggapan glioma sama sekali tidak mengadakan metastasis, adalah tidak benar.
Kalau penderita glioma tersebut dapat dipertahankan hidupnya untuk waktu yang lama, dapat terjadi metastasis hematogen di luar susunan syaraf pusat, seperti di paru, hati atau glandula suprarenalis. Meskipun demikian frekwensinya sangat kecil, sehingga klinikus bisa mengabaikannya.