Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terapi dan Khoriokarsinoma tahun 1975 di Nederland

Terapi dan Khoriokarsinoma tahun 1975 di Nederland - Tumor ini sangat jarang (dalam tahun 1975 di negeri Belanda 12 wanita meninggal oleh karena tumor ini) dan dijumpai pada semua umur. Seldis menghitung dari 232 kasus, umum rata-rata adalah 52 tahun. Etiologinya tidak diketahui, meskipun terdapat korelasi yang tinggi dengan radang khronik (tuberkulosa).

Secara morfologik yang paling sering dijumpai adalah adanokersinoma papiler yang berasal dari epitel tuba. Pembedaannya dari karsinoma corpus dan ovarium kerap kali sukar. Diagnosa jarang dapat ditetapkan preoperatif, karena simptomatologi dan hasil-hasil dengan palpasi menyerupai karsinoma ovarium.

Dikatakan perdarahan intermenstrual sering didapatkan. Penetapan stadium dan terapinya sama seperti karsinoma ovarium. Prognosanya buruk : Seldis menghitung berdasarkan atas studi kepustakaan, kelangsungan hidup 5 tahun sebesar 38%.

Khoriokarsinoma.

Meskipun frekwensi penyakit ini di negeri Belanda sangat rendah, mortalitas yang rendah (2 di tahun 1975 di Nederland) jelas merupakan hasil perbaikan cara terapi tumor ini dengan khemoterapi. Jika kita kesampingkan khoriokarsinoma ovarii (dan t*estis) yang lebih jarang lagi didapatkan, dan berasal dari sel-sel benih ibu dan karena itu harus dimasukkan dalam golongan tumor yang bersangkutan, maka yang dihadapi di sini adalah tumor maligna yang berasal dari sel-sel trofoblast.

Hubungannya dengan mola hidatidosa jelas : 50% dari khoriokarsinoma terjadi sesudah kehamilan mola, yang lainnya sesudah partus atau abortus. Pada wanita-wanita Asia frekwensi mola dan juga penyakit trofoblast maligna tinggi.

Diduga sebagai faktor etiologi adalah kekurangan protein di dalam makanan. Golongan ''high risk'' terdiri dari penderita-penderita dengan kehamilan mola atau perubahan-perubahan sejenis mola dalam hasil kuretasi sesudah abortus.
Prevensi dalam arti yang sesungguhnya belum mungkin pemberian sitostatika dini pada graviditas mola dapat dipandang sebagai suatu bentuk prevensi. Pembedaan antara mola destruens, dengan proliferasi trofoblast dan kadang-kadang adanya metastasis, dengan khoriokarsinoma kadang-kadang dapat meberi problema. Bentuk histologinya dapat dilihat dalam text-book (Novak). Cara metastasisnya terutama hematogen dengan kesukaan lebih besar pada paru.