Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemeriksaan kolon dan rektum

Pemeriksaan kolon dan rektum - Dalam kolon dan rektum dapat dijumpai berbagai tumor maligna, yaitu karsinoma, sarkoma dan mungkin juga karsinoid. Diagnosa rontgen terutama ditujukan untuk mencari karsinoma kolon atau rektum, karena tumor ini di Nederland tercatat kira-kira 7.500 kasus per tahun.

Angka ini lebih tinggi daripada angka karsinoma lambung, yang di Nederland setiap tahun meliputi kira-kira 5.000 kasus baru. Dari tumor kolon dan rektum lebih dari separuh terdapat di rektosigmoid dan pada setiap pemeriksaan kolon secara khusus harus diperhatikan hal ini.

Pemeriksaan kolon dan rektum

Pada umumnya tumor-tumor ini tumbuh lambat, sehingga sangat penting menentukan diagnosa dalam stadium dini, di saat masih ada kemungkinan operasi yang kuratif. Karena itu pemeriksaan rontgen kolon harus dikerjakan dengan teliti.

Seorang ahli radiologi Amerika merumuskannya sebagai berikut : jika pada operasi, otopsi atau endoskopi ditemukan karsinoma, dan dalam 3 tahun sebelumnya telah dikerjakan pemeriksaan rontgenologik kolon yang tidak memberikan hasil apa-apa, maka pasti terdapat kesalahan dalam pemeriksaan kolon itu. Meskipun ucapan ini berlebihan dan tidak dapat dipertahankan, ucapan ini memiliki arti didaktik, karena menekankan pada tanggung jawab ahli radiodiagnostik.

Untuk menemukan tumor yang masih kecil, kolon perlu dibersihkan sebaik mungkin. Pada penelitian retrospektif ternyata bahwa kesalahan interpretasi terutama disebabkan karena adanya sisa-sisa faeces dalam kolon, sehingga tumor tidak dikenal sedemikian.

Pada prosedur pemeriksaan bubur barium yang viskous dengan kepadatan sedang dipakai untuk mengisi seluruh kolon. Pemeriksaan dilakukan dengan kontrol sinar tembus dan dibuat foto kolon yang berisi penuh itu dari ebrbagai arah.

Pada semua foto bagian yang terisi barium harus masih sedikit bisa ditembus oleh sinar rontgen, sehingga kalau ada defek pengisian bubur barium, kelainan ini dapat terlihat. Di tempat kolon yang sangat lebar, untuk dapat melihat kemungkinan adanya defek pengisian tersebut dapat diusahakan dengan kompresi lokal.

Pada fase kedua dibuat beberapa foto selaput lendir kolon yang sebagian telah kosong. Sesudah itu dimasukkan udara dan kalau perlu diusahakan hipotoni dengan menyuntikkan glukagon. Pemeriksaan kombinasi udara-barium dilakukan seperti pada pemeriksaan lambung, yaitu denan berbagai perubahan sikap penderita, ini dikerjakan dengan membuat foto secepat mungkin sesudah diadakan perubahan posisi penderita.

Diagnostik foto kolon terutama ditujukan untuk mencari semua perubahan dinding yang dapat disebabkan oleh karsinoma. Di samping itu harus pula diperhatikan adanya polip. Polip ini juga sering dijumpai.

Pada kira-kira 12,5% penderita baik dengan otopsi maupun pada pemeriksaan rontgen double-contrast ditemukan polip. Karena itu frekwensi penemuan polip pada pemeriksaan rontgenologik ini merupakan ukuran ketelitian pemeriksaan dan penilaian pemeriksaan rontgen ini.
Mengapa polip begitu penting ? Untunglah sebagian besar polip ini bersifat benigna; jika ukurannya tidak lebih dari 1 cm, kemungkinan malignitas hanya kira-kira 1%. Tetapi pada polip-polip yang besarnya kira-kira 2 cm, maka resiko malignitas meningkat sampai lebih dari 20%. Karena itu pengenalan dini polip dan kalau perlu kontrol periodik rontgenologik atau endoskopik sangat penting untuk diagnosa dini karsinoma