Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Esofagus (Prof. Dr. E.A. van Slooten)

Esofagus  (Prof. Dr. E.A. van Slooten) - Jarang penderita dicemaskan oleh gejala awalnya sehingga mereka pergi ke dokter. Biasanya penderita baru datang kalau terganggu oleh akibat stenosis yang cukup berat, sebagai rasa mengganjal yang lama sesudah menelan, kadang-kadang nyeri di belakang sternum dan regurgitasi.

Mereka telah berbulan-bulan menyesuaikan diitnya dengan saluran jalan makanan yang makin menyempit. Biasanya tumor esofagus telah sedemikian luas, sehingga kemungkinan penyembuhan menjadi kecil. Karsinoma esofagus yang besarnya lebih dari 5 cm jarang dapat disembuhkan.

Waktu yang hilang rata-rata sekitar setengah tahun. Jarang keterlambatan ini terletak pada dokter. Diagnosa biasanya ditegakkan berdasar pemeriksaan rintgen dan dikuatkan oleh esofagoskopi dengan biopsi. Jarang dijumpai adenokarsinoma ; yang terbanyak adalah karsinoma epidermoid.

Meskipun biasanya bersifat eksofitik, sering terjadi infiltrasi yang dalam ke atau melalui dinding otot dan proksimal dan distal di dalam submukosa. Ada sekelompok orang yang harus ditanyai mengenai gejala karsinoma esofagus, meskipun mereka datang dengan keluhan yang sama sekali lain.

Mereka ini adalah para peminum alkohol terutama kalau di samping itu juga banyak merokok, penderita kerusakan esofagus karena alkali dan kaum wanita yang pada waktu mudanya menderita kurang darah, yang juga harus dicurigai ialah penderita achalasia yang menunjukkan perubahan pola keluhannya.

Terapi biasanya hanya dapat bersifat paliatif, karena biasanya tumor tersebut sudah terlalu besar, rata-rata umur penderita tinggi (72 tahun), dan lokalisasi tumor yang sukar dicapai. Selain itu, radiosensitivitasnya relatif rendah dan 60% telah menunjukkan metastasis limfogen ke daerah yang sukar dicapai di mediatinum, basis leher dan rongga retroperitoneal. Metastasis hematogen jarang terjadi.

Meskipun demikian kita boleh terlalu pesimis, karena efek paliatif radiasi dengan dosis tinggi yang terarah tepat kerapkali baik, yang terpenting adalah membebaskan penderita dari gejala-gejala stenosis yang sangat mengganggu. Ini jelas dapat dicapai dalam 70% kasus karsinoma esofagus.

Apakah akan diperoleh perbaikan hasil terapi dengan kombinasi radiasi dan sitostatika, masih harus ditunggu ; pengalaman masih kurang cukup. Tetapi kemungkinan ini tidak terlalu besar. Jika kalau beberapa waktu setelah radiasi timbul lagi gejala stenosis karena tumornya tumbuh kembali, hal yang kerapkali terjadi, atau kalau radioterapi merupakan beban yang terlalu berat untuk penderita, maka untuk paliasi dapat dimasukkan lebih baik secara endoskopik sebuah pipa yang fleksibel melalui tumor tersebut.

Dengan cara ini masih dapat diperoleh paliasi yang baik, asal penderita dapat mengikuti petunjuk diitnya. Pembuatan gastrostomi lebih merupakan beban tambahan daripada pengurangan penderitaan. Tetapi kuratif hanya dapat diharapkan pada kurang dari 20% kasus.

Ketahanan hidup lima tahun dalam golongan ini hanya kurang lebih 25%. Tumor harus masih kecil dan tidak boleh ada metastasis di luar lingkungan terdekat tumor tersebut. Jika letak tumor di bagian sepertiga bawah esofagus, dan keadaan umum penderita baik serta umurnya tidak terlalu tua, diberikan terapi kominasi radiasi pendahulu dan reseksi yang luas.
Bagian yang direksesi kemudian digantikan dengan lambung atau bagian dari kolon. Dengan teknik ini bisa dicapai hasil yang lebih baik. Untuk tumor pada bagian sepertiga tengah terapi operatif kadang-kadang cukup berguna, hanya sayang belum banyak diterapkan karena jumlah penderita semacam ini kecil.