Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melanoma dan melanosis circumscripta praecancerosa (dubreuilh)

Melanoma dan melanosis circumscripta praecancerosa (dubreuilh) - Melanoma adalah kelainan kulit yang biasanya berpigmen, sedikit menonjol atau masih dalam daratan kulit. Oleh penderita biasanya digambarkan sebagai tahi lalat yang berubah sifat; tumbuh besar, gatal, dan kadang-kadang berdarah. Pada tepinya kerapkali ada suatu zone merah, lama-lama kadang-kadang terjadi ulserasi.

Warna bervariasi dari coklat muda sampai hitam, tergantung kandungan pigmennya. Kadang-kadang tumor ini sama sekali atau sebagian amelanotik. Gambaran kliniknya kadang-kadang tidak khas, karena ada bagian-bagian yang keratotik.

Melanoma dan melanosis circumscripta praecancerosa (dubreuilh)

Prognosanya kurang baik, karena hasrat tumor ini untuk tumbuh intrakutan dan membuat satelit di sekitarnya. Oleh karena itu jika eksisihannya mengikutsertakan tepi kulit yang sempit sering terjadi residif lokal. Prognosa juga ditentukan oleh ada tidaknya metastasis yang kadang-kadang terjadi dini ke kelenjar-kelenjar limfe dan juga in transit di kulit antara tumor primer dan kelenjar-kelenjar.

Prognosa juga ditentukan oleh metastasis hematogen yang terjadi dini. Meskipun demikian kemungkinan penyembuhan dengan terapi primer yang optimal di suatu Pusat Kanker hasilnya cukup lumayan. Angka Ketahanan Hidup 5 tahun bisa mencapai 80% pada penderita yang adanya tidak terdapat kelenjar limfe yang dicurigai. Jika pada permulaan terapi sudah dijumpai kelenjar limfe yang mencurigakan angka ketahanan hidup 5 tahun ini tinggal 40%. Diagnosa histologik biasanya mudah, walaupun begitu kadang-kadang bisa juga dijumpai beberapa kesulitan.

Melanoma maligna di bagi dalam 3 stadium :

  • Stadium I : secara klinik tak dijumpai pembesaran kelenjar limfe regional.
  • Stadium II : dijumpai pembesaran kelenjar limfe regional.
  • Stadium III : telah terjadi metastasis jauh.

Clark menggunakan sistem lain. Dia membagi menurut kedalaman pertumbuhan infiltratif :

  • Tingkat I : infiltrasi hanya di epidermis (in situ).
  • Tingkat II : infiltrasi dalam jaringan ikat longgar subepidermal.
  • Tingkat III : infiltrasi sampai ke jaringan ikat kolagen padat dermis.
  • Tingkat IV : Infiltrasi ke dalam jaringan ikat kolagen padat dasar dermis.
  • Tingkat V : infiltrasi dalam jaringan lemak subkutan.

Breslow menyatakan bahwa tebal tumor memiliki korelasi dengan prognosanya; karena itu dia menganjurkan pengukuran tebal tumor secara mikroskopik. Terapi melanoma pada prinsipnya adalah terapi bedah. Diperkirakan hanya kurang lebih 30% yang sensitif terhadap penyinaran. Melanoma harus dieksisi dengan tepi operasi minimal 5 cm kulit sehat, dan kemudian dilakukan pemeriksaan radikalitas.

Pada prinsipnya seluruh tebal kulit harus diambil sedang mengenai fasca di bawahnya masih terdapat perbedaan pendapat ; tetapi demi keamanan lebih baik ikut diangkat. Sebagian ahli melakukan juga pembersihan kelenjar regional, walaupun tak ada kecurigaan metastasis ke situ.

Namun menurut penelitian WHO ternyata metode ini tidak memberi perbedaan bermakna pada angka ketahanan hidup kecuali pada subgroup yang kecil seperti Clark IV dan V. Biasanya pembersihan kelenjar dilakukan kalau tumor primer dekat dengan kelenjar limfe regional, sehingga memungkinkan dilakukan disseksi en block.

Pembersihan kelenjar harus selalu dikerjakan jika ada pembesaran kelenjar regional, sejauh tidak ada bukti adanya metastasis hematogen. Khemoterapi pada melanoma belum memberi harapan memadai. Jika melanoma terdapat di ekstremitas, kadang-kadang bisa dilakukan perfusi sitostatika secara isolatif.

Ini bisa berguna (misalnya pada penderita dengan melanoma yang besar dengan infiltrasi yang dalam atau pada satellitosis primer sebagai adjuvans pada terapi yang sengaja bersifat aktif, untuk mengurangi kemungkinan timbulnya metastasis in transit di kemudian hari sebagai tindakan paliatif pada metastasis in transit yang ada).

Usaha mengatasi metastasis dengan jalan mengubah status immunologik penderita ternyata belum menunjukkan hasil yang memadai. Harapan ini timbul mula-mula berdasar kenyataan adanya regresi spontan melanoma primer dan lain-lain fenomena immunologik yang menarik seperti kemungkinan meniadakan pertumbuhan melanoma primer dengan terapi lokal dengan DNCB atau BCG.

Ada kemungkinan jika tumor masih kecil imunoterapi ini bisa berperan sebagai adjuvant. Hubungan dengan nevus pigmentosus tidak jelas. Jarang sekali nevus berubah menjadi melanoma maligna. Namun di lain pihak ditaksir 30% melanoma terjdai di dalam nevus.

Bagaimana pun juga adalah menarik bahwa banyak penderita melanoma lebih banyak dari biasanya menunjukkan naevi dan lain-lain kelainan kulit besar dan kecil daripada secara statistik dapat diharapkan. Jika timbul rasa gatal, pertumbuhan, ulserasi, atau satelit nevus, pikirkan kemungkinan melanoma maligna.

Melanosis circumscripta praecancerosa (penyakit Dubreuilh) adalah suatu bercak dengan batas tegas tidak teratur pada permukaan kulit. Biasanya berwarna coklat. Penyakit ini kebanyakan menyerang orang tua, terutama di kulit muka. Pertumbuhannya lambat. Pada pemeriksaan mikroskopik ternyata batasnya kurang tegas.
Sebagaimana melanoma, penyakit ini juga menuntut eksisi luas. Terapinya terutama bedah. Radioterapi dengan sinar lunak bisa dipakai sebagai elternatif. Hasilnya cukup baik. Diperkirakan sebagian oleh beberapa ahli disebutkan kira-kira 30% dari penyakit ini menjadi melanoma, kadang-kadang multipel. Jadi atas pertimbangan preventif mutlak perlu diterapi.