Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Epidemiologi (hypopharynx)

Epidemiologi (hypopharynx) - Mengenai insidensi karsinoma hypopharynx tidak terdapat data-data yang teliti. Ini terutama akibat dari kekacauan yang terdapat dahulu mengenai batas-batas anatomi daerah ini dan karena nomenklatur yang dipakai untuk tumor-tumor ini berbeda-beda.

Waktu ini yang dimasukkan dalam hypopharynx adalah bagian traktus digestivus yang terletak antara plica pharyngo-epiglottica kranial dan kaudal bagian bawah cricoid dengan dibedakan 3 daerah disebut lokalisasi sinus piriformis, dinding belakang dan regio postcricoidea.

Epidemiologi (hypopharynx)

Tetapi dalam praktek tetaplah sukar terutama pembatasan tumor sinus piriformis dan postcricoidal terhadap karsinoma larynx supraglottis dan karsinoma esofagus cervical. Dalam material penderita dari Antoni van Leeuwenhoek Ziekenhuis perbandingan antara karsinoma larynx dan karsinoma hypopharynx adalah 7 lawan 1.

Jika perbandingan ini boleh diberlakukan untuk seluruh negeri maka akan berarti bahwa tiap tahun terdapat kira-kira 50 kasus baru karsinoma hypopharynx di Nederland. Hampir 75% dari karsinoma ini terjadi di sinus piriformis dan terutama pada laki-laki umur lebih dari 60 tahun.

Di Swedia dan Inggris karsinoma postcricoidal lebih menonjol dan terutama pada wanita-wanita yang agak tua. Ini berhubungan dengan sindroma Flummer-Vinson pada wanita-wanita dalam menopause yang sering dijumpai di negeri-negeri ini di Inggris dikenal sebagai sindroma Patterson-Brown Kelley, yang pada umumnya dianggap sebagai suatu kelainan praligna (Mc Nab Jones, 1961).

Sindroma ini terdiri atas disfagia dan anemi hipokhromik, bersama-sama dengan perubahan-perubahan atrofik selaput-selaput lendir. Kerapkali juga terdapat kheilosis, glossitis, koilonikhia dan splenomegali. Sebabnya adalah defisiensi besi dan defisiensi vitamin.
Pada karsinoma sinus piriformis penggunaan alkohol dan tembakau berlebihan memiliki arti etiologik. Inilah sebabnya mengapa kelainan ini di Perancis lebih sering di dapatkan daripada di Nederland. Selanjutnya diketahui bahwa 15-40 tahun sesudah radiasi kelainan-kelainan benigna di leher seperti struma dan kelenjar-kelenjar tuberkulosa dapat timbul karsinoma kelenjar tiroid, hypopharynx dan esofagus cervical. Untunglah terapi ini sekarang sudah dianggap tidak pada tempatnya (obsolet).