Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terapi dan prognosa tumor di tonsil

Terapi dan prognosa tumor di tonsil - Berhubung sukarnya mencapai oropharynx untuk pembedahan oleh problema rekonstruksi yang rumit yang terdapat untuk ini, maka pada umumnya diberikan radiasi pada tumor-tumor ini. Prosentasi kelangsungan hidup 3 tahun NED (No Evidence of Disease) sesudah radiasi untuk seluruh golongan penderita adalah sekitar 25-30%.

Pada tumor yang berlokalisasi di tonsil angka ketahanan hidup 3 tahun mencapai 35%; ini merupakan gambaran yang lebih baik daripada karsinoma basis lidah yang prosentasi kelangsungan hidup 3 tahunnya tidak lebih dari 15-20% (prosentasi kelangsungan hidup 3 tahun dari penyelidikan sendiri Boom dan kawan-kawan, 1977 ternyata merupakan suatu parameter yang representatif pada penyakit ini).

Jika hasil terapi dianalisa menurut lokalisasinya, misalnya tonsil, maka ternyata bahwa untuk tumor-tumor kecil (T1 tanpa metastasis kelenjar leher atau dengan metastasis yang terbatas, N0 atau N1) ternyata prosentasi kelangsungan hidup 3 tahun NED adalah sekitar 50%.

Tetapi pada proses-proses yang lebih luas hasilnya sangat buruk. Di dalam beberapa publikasi disebutkan hasil yang lebih baik dengan terapi pembedahan saja (misalnya Chen dkk, 1975) atau dengan kombinasi radioterapi dan pembedahan yang terencana (misalnya Maltz dkk 1974).

Jelas pembedahan perlu dipertimbangkan terutama pada kelainan-kelainan yang besar. Perlu ditambahkan bahwa pembedahan yang menyangkut lokalisasi yang terbanyak, yaitu tonsil dan basis lidah, hanya dapat diselesaikan oleh suatu team ahli khusus (Snow dan Bloem, 1976).

Pembedahannya meliputi reseksi en-bloc tumor primer dan kelenjar-kelenjar limfe regional dengan rekonstruksi langsung defek di oropharynx dengan flap kulit bertangkai dari dinding thorax. Karena di Nederland penderita sebagian besar adalah orang-orang yang telah lanjut usianya dengan keadaan umum yang buruk terapi operatif kerapkali tidak dapat dipertimbangkan.

Untuk tumor yang terbatas pada palatum molle bisa dipertimbangkan tindakan operatif melalui mulut, mengingat hasil radiasi yang mengecewakan dibandingkan dengan radiasi tumor yang sama pada tonsil. Gangguan fungsional menelan dan berbicara sesudah reseksi dapat ditanggulangi dengan perluasan protesa geligi yang adekwat ke belakang.

Baca selanjutnya Epidemiologi (hypopharynx)

Jika yang dihadapi tumor kelenjar ludah, pilihan terapi pertama adalah pembedahan karena tumor-tumor ini pada umumnya kurang radiosensitif. Jika yang dihadapi proses limforetikuler maligna, maka terapinya tergantung dari stadium penyakitnya adalah radioterapi atau kemoterapi.