Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Beberapa golongan high-risk yang penting (Dr. J.A. van Dongen)

Penderita dengan kelainan premaligna.

Kelainan ini dapat dijumpai hampir pada semua organ, dan keterangan yang lebih mendalam dapat dilihat pada pembicaraan tumor-tumor masing-masing organ. Yang perlu sekali diingat ialah bahwa penderita pre-maligna yang telah mendapat terapi walaupun telah tampak sempurna, tetap berada dalam situasi ''high-risk'', karena masih ada kemungkinan pertumbuhan tumor pada organ yang sama, baik dalam bentuk kelainan pre-maligna ataupun maligna. Kemungkinan tersebut beberapa kali lebih besar daripada biasa. Oleh karena itu penderita yang telah menjalani terapi pre-maligna harus tetap diawasi secara kontinu.

Penderita keganasan yang telah mendapat terapi.

Pertimbangan-pertimbangan di atas berlaku juga untuk golongan penderita ini. Kemungkinan terjadi tumor baru pada organ yang sama juga beberapa kali lebih besar dibanding penduduk pada umumnya. Jadi penderita harus selalu diawasi secara kontinu.

Follow up baru boleh dilepaskan jika dalam batas tertentu yang untuk masing-masing tumor berbeda ternyata tak ada pertumbuhan baru sementara situasi ''high-risk'' sudah lenyap sama sekali, misalnya pada mastektomi bilateral, kolektomi total, kastrasi testis bilateral.

Tumor rangkap.

Di dalam penyelidikan ternyata ada kombinasi-kombinasi yang tampak menyolok, misalnya karsinoma larynx dengan karsinoma bronkhus, karsinoma payudara dengan karsinoma corpus uteri, dan karsinoma rongga mulut dengan karsinoma esofagus. Dengan demikian berarti penderita pasca-bedah karsinoma larynx perlu juga mendapat follow-up untuk kemungkinan timbulnya karsinoma bronkhus.

Penyakit keganasan dalam satu keluarga.

Secara kebetulan diketemukan bahwa frekwensi karsinoma payudara dan kolon lebih tinggi dalam keluarga tertentu. Ini berarti bahwa jika dalam satu keluarga ada salah seorang yang menderita tumor ganas tersebut,maka anggota keluarga yang lain dianggap berada dalam situasi ''high-risk'' dan harus kontrol secara teratur. Bahkan di negeri Belanda telah dilakukan riset terhadap keluarga kanker payudara guna mencari ciri-ciri lebih lanjut anggota keluarga yang termasuk golongan ''high-risk'' itu.

Orang yang mempunyai kontak dengan bahan-bahan karsinogen.

Banyak bahan-bahan industri yang ternyata bersifat karsinogenik, misalnya anilin berhubungan dengan karsinoma vesica urinaria, industri kayu dengan karsinoma hidug, asbes dengan mesotelioma dan tir dengan karsinoma kulit. Pekerja industri-industri tersebut di atas sudah barang tentu mengadakan kontak dengan bahan-bahan yang bersangkutan.

Untuk waktu lama terkena sinar matahari terutama orang-orang dari golongan kulit putih (misalnya pekerja ladang atau sawah di daerah tropik) mempunyai resiko lebih besar untuk kanker kulit. Golongan penduduk yang besar ini harus dianggap golongan ''high-risk''.

Untuk golongan ini sudah barang tentu tak dapat dilakukan screening, tetapi dengan diberikan penerangan mereka akan lebih memperhatikan dirinya sehingga jika ada perubahan sedikit saja akan segera memeriksakan diri sehingga didapat diagnosa dini.

Pnderita post-radiasi merupakan golongan ''high-risk'' untuk keganasan di daerah radiasi. Suatu hal yang perlu diperhatikan ialah bahwa ternyata radiasi leher pada limfadenitis tuberculosa meningkatkan frekwensi karsinoma tiroid.

Faktor lain yang mempengaruhi ialah dosis dan usia penderita. Menurut taksiran 5-10% penderita kanker tiroid di negeri Belanda pernah mendapat radiasi di daerah leher. Kanker kulit pada daerah yang pernah diradiasi juga lebih kerap diketemukan.

Juga ada beberapa obat-obat yang bersifat karsinogenik, misalnya arsen, yang bersifat karsinogenik utuk kulit (sekarang sudah jarang digunakan). Penggunaan sitostatikapun harus dengan sikap waspada, sebab dalam beberapa keadaan sering diberikan terapi adjuvans, sementara tanpa terapi ini juga sudah bisa sembuh. Demikian pula penggunaan obat immunosupresif bisa menaikkan resiko keganasan.

Banyak orang yang secara sengaja menempatkan diri dalam situasi ''high-risk'' yang sangat gawat. Dalam penyelidikan ternyata resiko karsinoma bronkhus sampai 100 kali lebih besar pada perokok dibanding bukan perokok.

Selain itu perokok juga mungkin berada dalam ''high-risk'' untuk terjadinya karsinoma kandung kencing. Jadi perokok berada dalam situasi ''high-risk'' tumor rangkap. Alkohol ternyata juga menaikkan resiko terjadinya keganasan mukosa rongga mulut dan kerongkongan. Diharapkan dengan disebar-luasnya pengertian ini mereka akan lebih berhati-hati dan bisa menemukan setiap kelainan pada stadium dini dan segera mencari pertolongan.

Gangguan pertumbuhan.

Gangguan pertumbuhan suatu organ tertentu dapat menimbulkan situasi ''high-risk'' untuk tumor tertentu pula. Misalnya gangguan desensus testikulorum yang memudahkan terjadinya tumor testis. Pada kriptorkhismus unilateral, testis yang normal juga berada pada situasi ''high-risk''. 

Walaupun telah mendapat terapi dini, kriptorkhismus tadi tetap memberi resiko keganasan. Maka setiap ada gangguan penurunan testis harus dilakukan pengangkatan, dan setiap laki-laki dari golongan ''high-risk'' ini perlu selalu dikontrol.

Tetapi dalam praktek hal ini sukar dilaksanakan. Dengan selalu memberi penerangan kepada masyarakat mengenai situasi ''high-risk'' ini diharap mereka akan lebih waspada dan segera mencari pertolongan kalau menemukan suatu kelainan pada testinya.

Setiap dinas yang mengadakan pemeriksaan kesehatan,misalnya dinas kemiliteran, olah raga, ataupun dokter keluarga diharapkan peranannya untuk mengingatkan masalah ini. Sebaiknya pemeriksaan demikian dilaksanakan beberapa tahun sebelum usia frekwensi tumor testis tertinggi.

Baca juga selanjutnya di bawah ini


Aspek hematologik (Dr. A. Th. van Oosterom)

Beberapa sindroma yang heriditer, kerapkali dengan disertai defor,itas dan neoplasma (benigna), mempunyai resiko pertumbuhan keganasan yang lebih besar,misalnya neurofibromatosis Von Recklinghausen. Demikian juga achylia gastrica yang berhubungan erat dengan kenaikan frekwensi karsinoma lambung.