Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Reaksi lokal yang khronik

Reaksi lokal yang khronik - Sesudah sembuh dari reaksi akut, penderita mengalami keadaan yang tampaknya ''restitutio ad integrum''. Penderita bebas dari berbagai keluhan; dokter hanya melihat gejala berupa atrofi kulit. Keadaan ini bisa berlangsung bertahun-tahun sebelum reaksi khronik menjadi manifes.

Radiodermatitis khronik nampak sebagai atrofi kulit dengan lipatan-lipatan halus, perpindahan pigmen (depigmentasi di samping hiperpigmentasi) dan timbul teleangiektasi halus. Reaksi kulit ini tidak begitu besar jika yang digunakan adalah pesawat megavolt; namun kadang-kadang timbul fibrosis subkutan, terutama jika yang digunakan telekobalt.

Akibat-akibat khronik radiasi kuratif terhadap oropharynx dan nasopharynx sangat mengganggu bagi penderita. Pada minggu-minggu terakhir radiasi air ludahnya lebih kental (liat) karena hilangnya fungsi kelenjar ludah, mukosa mulut kering dan kemampuan mengecap hilang.

Penderita harus mendapat diit yang sesuai dibantu dengan obat-obatan untuk mempertahankan keseimbangan gizinya. Harapan-harapan mengenai normalnya kembali air ludah dan kemampuan mengecap umumnya mengecewakan, walaupun kadang-kadang ada yang mengalami perbaikan.

Proktitis dan enteritis khronik yang biasanya terjadi pada radiasi organ-organ daerah pelvis menimbulkan penderitaan yang tidak ringan. Gangguan ini memerlukan pelayanan gastro-enterolosik yang lama. Pengambilan eksisi percobaan yang besar pada dinding usus yang sangat rentan dan sudah pernah diradiasi, guna menunjukkan residif tumor, sangat berbahaya dan tidak mudah sembuh.

Dua organ yang secara klinis tidak menimbulkan reaksi akut, tetapi memberikan reaksi khronis ialah paru dan sumsum tulang belakang. Akibat radiasi terhadap paru ialah timbulnya pneumonitis radiasi yang menunjukkan gambaran fibrosis yang progresif dan penurunan fungsi paru.

Mielopatia radiasi adalah reaksi medulla spinalis terhadap radiasi. Timbulnya tergantung dosis yang diterima. Walaupun telah diusahakan penggunaan teknik-teknik modern, namun beban terhadap sumsum tulang belakang ini masih belum terelakkan.

Problem khusus sering timbul pada radiasi organ-organ tubuh anak atau remaja. Tetapi kesulitan yang besar ini dibatasi oleh relatif jarangnya tumor yang dijumpai pada golongan usia ini dan juga prognosa yang umumnya jelek. Testis dan ovarium sangat sensitif terhadap radiasi.
Jika penyinaran terhadap organ-organ ini tidak dapat diletakkan, akibatnya adalah sterilitas. Adapun masalah kerusakan genetik karena radiasi berada di luar ruang lingkup pembicaraan ini. Kerusakan lokal pada sumsum tulang biasanya tidak menimbulkan gejala-gejala klinis.