Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Reaksi lokal yang akut (Prof. Dr. P. Thomas)

Reaksi lokal yang akut (Prof. Dr. P. Thomas) - Reaksi lokal yang akut terutama terjadi pada jaringan yang ''cell turnover''-nya tinggi, yaitu mukosa dan kulit. Reaksi akut tergantung dari berbagai faktor, seperti kwalitas sinar, cara pemberian (dosis terbagi atau dosis tunggal), bagian tubuh yang diradiasi dan variasi individual.

Makin keras penyinaran (makin pendek gelombangnya) makin dalam di bawah kulit dosis maksimumnya yang dicapai. Penyinaran keras dengan alat telekobalt akan menimbulkan reaksi kulit yang berbeda dengan sinar rontgen yang berkekuatan 250 kv (radiasi orthovolt).

Radiodermatitis akuta adalah suatu reaksi radang kulit biasa. Kira-kira dua minggu setelah permulaan radiasi terjadi eritma yang semakin lama semakin bertambah. Sesudah stadium eritema timbul epidermolisis. Tergantung dari faktor-faktor di atas, epidermolisis ini dapat bersifat kering (epidermolysis sicca) atau basah.

Sesudah fase eritema terjadi pigmentasi. Reaksi ini hanya terbatas pada epidermis (jadi istilah ''terbakar'' sesungguhnya kurang tepat). Sesudah radiasi dihentikan, 7-10 hari kemudian terjadi penyembuhan, yang memberikan reaksi bukan hanya kulit, tetapi appendices kulit pun ikut serta (kelenjar minyak, kelenjar keringat dan folikel-folikel rambut).

Di samping itu dijumpai juga radang mukosa rongga mulut, kerongkongan, esofagus dan usus, sehingga timbul gangguan menelan dan defekasi. Biasanya begitu radiasi berhenti gejala ini segera hilang. Untuk radang mukosa mulut diberikan tinctura myrrhae-ratanhiae dan diit yang encer.

Baca juga selanjutnya Reaksi lokal yang khronik

Jika terjadi sakit telan, diberikan analgetik ringan, lebih baik dalam bentuk supositoria. Iritasi usus menyebabkan diare dan kadang-kadang spasme usus. Proktitis memberikan gejala dorongan buang air besar yang kosong. Ini biasanya bisa diatasi dengan tablet Reasec. Akibat-akibat jangka panjang menimbulkan problem yang lebih sukar.