Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Thorax (Prof. Dr. A.E. van Voorthusen).

Thorax (Prof. Dr. A.E. van Voorthusen). - Pemeriksaan thorax memegang peranan sangat penting dalam onkologi, bukan hanya karena frekwensi karsinoma paru yang tinggi, melainkan juga karena banyak metastasis ke paru, mediastinum dan rongga pleura. 

Pemeriksaan thorax konvensional.

Ini paling sedikit harus terdiri atas foto sewaktu inspirasi dalam dengan arah belakang ke depan (posteroanterior), dan arah melintang. Pada foto postero-anterior bagian paru kiri yang terletak di belakang jantung harus dapat dinilai juga secara baik. 

Pada dugaan karsinoma bronkhus pemeriksaan harus ditambah dengan foto sewaktu ekspirasi, untuk menangkap obstruksi sentral yang menghambat ekspirasi (trapped air). Jika ada keluhan-keluhan yang diduga disebabkan tumor paru primer, maka harus diperhatikan dengan teliti struktur hhilus dan mediastinum, karena gejala-gejala klinis ini kebanyakan disebabkan oleh tumor yang letaknya sentral.

Tetapi diagnosa dini karsinoma paru terutama membutuhkan kedua lapangan paru untuk diperiksa secara teliti. Terbukti bahwa pada tumor-tumor perifer lebih besar kemungkinan operasi kuratif, dan prognosa tumor yang sangat kecil jauh lebih baik daripada tumor-tumor yang lebih besar.

Beberapa penulis menemukan kelangsungan hidup 5 tahun lebih dari 50% pada tumor-tumor yang tidak lebih besar dari 2 cm garis tengahnya, dibandingkan dengan kelangsungan hidup 5 tahun secara umum yang tidak lebih dari 10%.

Meskipun hanya separuh dari karsinoma paru terjadi di bagian perifer namun ini merupakan alasan menganjurkan pemeriksaan radiologi secara teratur bagi penderita-penderita dengan resiko tinggi, yaitu perokok-perokok sigaret yang berumur tinggi.

Sudah barang tentu pemeriksaan untuk mencari tumor yang sangat kecil ini hanya memiliki arti jika dijalankan dengan tehnik radiologi yang optimal, artinya dengan foto dalam ukuran yang sebenarnya, dan bukan dengan foto rontgen ukuran 70 mm atau 100 mm.

Planigrafi.

Planigrafi memegang peranan penting pada analisa sarang-sarang yang mencurigakan di paru, hilus atau mediastinum. Planigrafi juga dikerjakan sebelum melakukan operasi kuratif tumor primer di luar paru, guna memperoleh kepastian sebesar-besarnya tentang tidak adanya metastasis di paru.

Bronkhografi.

Bronkhografi merupakan pemeriksaan dengan menggunakan bahan kontras untuk meneliti sistim percabangan bronkhial. Pada pemeriksaan ini diperlukan anestesi yang baik pada hidung, tenggorokan, trakhea dan bagian bronkhus yang diperiksa. Bronkhografi jarang dipakai untuk mencari karsinoma bronkhus akan tetapi lebih banyak digunakan pada analisa karsinoma yang telah ditemukan untuk menilai perluasan dan operabilitasnya.

Angiografi.

Angiografi arteria pulmonalis dapat dilakukan dengan tehnik kateterisasi perkutan menurut Seldinger. Kateter dimasukkan dari vena femoralis, ke atas menuju arteria pulmonalis kommunis atau lebih distal ke salah satu percabangannya. 

Di dalam onkologi ini biasanya dipakai untuk menentukan operabilitas tumor paru yang yang letaknya sentral. Pada pemeriksaan ini dicari bagian arteri pulmonalis yang mengalami penyempitan oleh karena desakan tumor.

Pemeriksaan dengan isotop.

Pemeriksaan dengan isotop dapat dijalankan dengan dua cara. Untuk scanning-perfusi partikel-partikel yang diberi tanda isotop radioaktif disuntikkan intra-vena. Yang digunakan di sini ialah makroagregat-makroagregat albumin, yang besarnya 10-25 mikro. 

Karena ukurannya partikel-partikel ini tidak dapat melampaui kapiler-kapiler paru, akan tetapi berhenti prekapiler. Karena radioaktivitasnya yang berdasar atas teknetium 99 m, partikel-partikel ini dapat memberi kesan mengenai perfusi ke dua paru.

Scanning-perfusi dengan cara ini dapat memberikan gambaran kwalitatif dan kwatitatif mengenai sirkulasi pada penderita yang dipertimbangkan untuk terapi bedah atau radioterapi dan mungkin dapat menunjukkan problema-problema tertentu.

Scanning ventilasi bertujuan menentukan apakah pertukaran gas di semua paru adalah normal. Pada pemeriksaan ini penderita bernafas menghirup campuran gas yang mengandung gas radioaktif (Xenon), dan penyebarannya pada kedua paru menunjukkan bagaimana keadaan ventilasi. Scanning ventilasi kadang-kadang sangat penting pada pelaksaan radioterapi di thorax, bukan hanya untuk karsinoma paru melainkan juga untuk proses-proses lainnya, misalnya penyakit Hodgkin.

Tomografi komputer.

Tomografi komputer (CT-scanning) merupakan tehnik pengukur daya tembus sinar rontgen terhadap tubuh dengan menggunakan detektor-detektor yang banyak melintang pada sumbu panjang. Sebuah komputer menghitung dan merekonstruksi dari data-data ini sebagai suatu irisan melintang daerah yang diperiksa.

Thorax (Prof. Dr. A.E. van Voorthusen).

Irisan itu tebalnya antara 3 sampai 13 mm, dapat dibuat dalam waktu 4-20 detik. Dengan tehnik ini perbedaan densitas dapat ditunjukkan lebih teliti daripada dengan tehnik rontgenologi lainnya. Oleh karena ini scanning komputer merupakan satu perkembangan revolusioner dalam radiodiagnostik. 
Scanning ini sangat berguna untuk diagnosa intrakranial; akan tetapi hal itu tidak akan dibicarakan dalam bab ini. Dalam diagnostik thorax scanning dapat membuat irisan-irisan melintang yang secara anatomik menarik, dengan menggambarkan antara lain sarang-sarang pleura, metastasis paru dan gerombolan-gerombolan kelenjar limfe di hilus dan mediastinum. Dengan gambar-gambarnya yang unik irisan-irisan CT-scanning memiliki arti untuk perencanaan terapi radiologi, bukan hanya di thorax melainkan juga di tempat lain dalam tubuh.