Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Klasifikasi terapi kandung kencing

Klasifikasi terapi kandung kencing - Kategori-T, ditentukan sesudah pemeriksaan klinis, urografi, sistoskopi, pemeriksaan bimanual di bawah narkosa, dan biopsi atau reseksi transuretral tumornya :

  • TIs : Karsinoma pra-invasif (karsinoma in situ).
  • T1 : Pada pemeriksaan bimanual teraba massa yang masih mudah digerakkan. Ini tidak boleh diraba lagi setelah reseksi transuretral yang komplit. Atau tumor secara mikroskopik belum melanjut meluas melewati lamina propria. N.B. Dalam kategori ini termasuk tumor-tumor papiler (baik yang menginfiltrasi maupun yang tidak); tumor ini biasanya multipel.
  • T2 : Pada pemeriksaan bimanual terdapat indurasi dinding kandung kencing yang dapat digerakkan. Tidak terdapat sisa indurasi sesudah reseksi sempurna lesi secara transuretral dan atau ada pertumbuhan mikroskopik ke dalam otot-otot superfisial.
  • T3 : Pada pemeriksaan bimanual didapat indurasi atau massa noduler yang dapat digerakkan, tetap teraba di dalam dinding kandung kencing sesudah reseksi transuretral bagian lesi yang eksofitik atau ada pertumbuhan mikroskopik ke dalam otot-otot dinding kandung kencing.
  • T4 : Tumor terfiksasi, atau telah tumbuh dalam jaringan-jaringan di sekitarnya atau tanda-tanda mikroskopik pertumbuhan yang lanjut.

Kategori-N ditetapkan sesudah pemeriksaan klinis, limfografi dan urografi :

  • N1 : Satu metastasis kelenjar regional homolateral.
  • N2 : Metastasis kelenjar regional kontralateral atau bilateral atau multipel.
  • N3 : Kelenjar regional terfiksasi.
  • N4 : Metastasis kelenjar juxtaregional.

Klasfikasi-M berdasar atas penetapan adanya metastasis jauh.

Terapi.

Terapi karsinoma kandung kencing yang telah mengadakan infiltrasi amat ditentukan oleh stadium tumor. Untuk klasifikasi ini praktis hanya pertumbuhan tumor ke dalam yang menentukan. Pertumbuhan ke dalam secara klinis ditentukan atas pemeriksaan sistoskopi, eksisi percobaan endoskopik dan palpasi bimanual di bawah narkosa.

Tumor dalam kategori T1, jadi karsinoma in situ, harus diangkat dengan sistektomi total disertai pengangkatan seluruh uretra. Terapi lokal atau penggunaan sitostatika intravesikal ternyata tidak efektif bagi penderita ini; beberapa tahun kemudian mereka akan mendapatkan karsinoma yang mengadakan infiltrasi (karsinoma infiltratif).

Tumor T1, jadi tumor-tumor yang tidak infiltratif dengan gambaran histologik yang menunjukkan keganasan (sangat seluler, banyak mitosis, polimorfi inti dan sel) dan tumor-tumor yang mengadakan infiltrasi superfisial sampai jaringan sub-epitelial tetapi belum sampai otot dan memiliki diferensiasi baik, dapat terapi dengan reseksi transuretral.

Kerap kali sesudah suatu periode waktu (singkat atau lama) timbul tumor baru yang memerlukan reseksi trasuretral kembali. Bentuk tumor papiler ini dikemudian hari dapat disusul pertumbuhan tumor ureter dan pielum. Multiplisitas tumor-tumor yang tidak mengadakan infiltrasi ini atau hanya infiltrasi superfisial, ikut menentukan prognosanya.

Jika ternyata kemudian timbul lagi tumor yang mengadakan infiltrasi, meskipun hanya superfisial, harus dikerjakan sistektomi dan juga uretrektomi untuk mencegah timbulnya tumor baru di dalam uretra. Radiasi supervoltage eksterna pada bentuk tumor ini hasilnya mengecewakan dan karena itu hanya dilakukan jika kondisi umum penderita tidak mengijinkan operasi besar.

Untuk tumor soliter dalam stadium T1 yang diferensiasinya jelek, jadi yang berasa dalam kondisi buruk, terapi dengan radium interstital lebih disukai. Tumor-tumor dengan pertumbuhan superfisial ke dalam otot (T2) terapi radium interstisial merupakan cara yang terbaik.

Tetapi dalam hal ini tumor tidak boleh multipel dan tidak boleh lebih dari 5 cm; dalam hal ini maka sistektomi total merupakan terapi yang terbaik. Tumor-tumor dalam stadium T3 (jadi infilltrasi jauh ke dalam dinding otot atau telah menembus lapisan otot kandung kencing), kebanyakan diterapi dengan sistektomi total yang didahului radiasi eksternal 2.000-4.000 rad.

Tumor-tumor yang telah tumbuh menembus dinding kandung kencing ke dalam organ-organ di dekatnya, atau yang telah terfiksasi pada dinding pelvis (T4), dapat diterapi dengan radiasi eksternal seluruhnya. Kemungkinan penyembuhan kira-kira 10%, sehingga secara individual harus dipertimbangkan apakah radiasi kuratif dapat dipertanggung-jawabkan ataukah cukup dikerjakan terapi radiasi paliatif atau dengan terapi bedah.

Sudah semestinya sistektomi dilanjutkan dengan pengaliran urine melalui jalan lain. Dahulu ini dilakukan melalui rektum atau sigmoid. Sekarang kebanyakan dikerjakan ureteroileokutaneostomi atau ureterokolokutaneostomi, dengan mengalirkan urine ke luar melalui sebuah stoma menggunakan perlengkapan yang ada waktu ini.

Penampungan urine dapat dikerjakan tanpa kesukaran, sehingga penderita dapat menjalankan kehidupan sosial yang layak. Terapi paliatif metastasis tumor dapat dikerjakan dengan radiasi eksternal. Kalau sesudah kegagalan terapi tumor primer, keluhan-keluhan kandung kencing jadi menonjol, dapat dipertimbangkan deviasi ureter paliatif.
Tetapi ini menghilangkan kesempatan penderita meninggal tanpa keluhan dalam keadaan uremi dan menambah resiko meninggal dengan nyeri hebat di pelvis. Pada waktu ini hal tersebut dapat dicegah dengan tindakan sederhana yaitu khordotomi perkutan. Mengenai arti khemoterapi pada penanganan metastasis pendapat-pendapat di kepustakaan dunia masih saling berbeda; hasil paliatif yang obyektif dengan sitostatika belum dicapai.