Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Karsinoma cervix uteri (Dr. F. Engel dan Prof. Dr. A. Schaberg)

Karsinoma cervix uteri (Dr. F. Engel dan Prof. Dr. A. Schaberg) - Sesudah pa*yudara, kanker cervix uteri merupakan tumor ganas yang frekwensinya paling tinggi di antara wanita di bawah 40 tahun. Di atas 40 tahun frekwensinya ini masih meningkat sampai kira-kira golongan umur 65 tahun, dan selanjutnya frekwensi ini sedikit menurun kembali.

Di negeri Belanda diperkirakan 400 wanita meninggal tiap tahun akibat karsinoma cervix uteri. Frekwensi karsinoma invasif dapat mencapai lebih dari 20 tiap 100.000 wanita. Karsinoma epidermoid cervix (squamouse cell carcinoma) mengenal adanya stadium awal ialah yang dinamakan stadium O (= carcinoma in situ): belum terlihat invasi sel-sel tumor ganas ke dalam stroma.

Bilamana golongan stadium awal ini ikut diperhitungkan, maka insidensi karsinoma cervix lebih kurang 2 : 1000. Penyakit ini tidak dijumpai pada kaum biarawati, sedang pada bangsa Yahudi frekwensinya rendah. Yang terakhir ini sekarang tidak lagi diterangkan sebagai akibat sirkumisi, akan tetapi lebih banyak dihubungkan dengan kebiasaan dalam hubungan kelamin (abstinentia selama masa haid dan sebelum saat ovulasi).

Pengaruh lingkungan sosial-ekonomi yang rendah, promiskuitas dan partner koitus, perkawinan, dan melahirkan anak pada usia muda, jelas menunjukkan bahwa koitus adalah faktor yang paling penting guna menerangkan etiologinya.

Penelitian pada hewan-hewan percobaan berhasil menimbulkan karsinoma cervix dengan menggunakan smegma laki-laki. Terbukti bahwa penderita-penderita karsinoma cervix memiliki titer antibody terhadap Herpes-virus II lebih tinggi dibanding kelompok kontrol.

Tetapi makna etiologik Herpes-virus II ini belum dapat dipastikan. Mungkin di sini hanya sebagai suatu gejala yang timbul secara kebetulan saja. Mengenai etiologi karsinoma cervix masih dipikirkan sebagai akibat suatu agens yang belum diketahui, yang ditimbulkan atau di-induksikan pada saat koitus, sehingga merupakan rangsangan terhadap epitel di daerah peralihan.

Agens ini memerlukan waktu kira-kira 30 tahun untuk menimbulkan pengaruh sebelum suatu karsinoma cervix 5-10 tahun lebih awal dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Stadium sebelumnya (karsinoma in situ) juga timbul 5-10 tahun lebih awal.
Golongan penduduk yang memiliki tingkatan sosial-ekonomi rendah dan kelompok-kelompok masyarakat yang sering bertukar partner hubungan kelamin, harus dianggap ''high risk''. Higiene penis dan pengobatan pada saat yang tepat terhadap setiap peradangan dan kelainan-kelainan epitel cervix, mungkin dapat mencegah timbulnya karsinoma cervix.