Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Endoskopi traktus digestivus (Dr. J. Kreuning)

Endoskopi traktus digestivus (Dr. J. Kreuning) - Endoskopi bertujuan melihat dari luar, dengan pertolongan suatu alat optik, bagian-bagian dalam organ-organ yang berongga. Pemeriksaan endoskopi merupakan salah satu metode penting dalam diagnostik kelainan-kelainan (ganas) traktus digestivus. 

Endoskopi merupakan suatu metode pemeriksaan langsung, dan tak ada metode pemeriksaan lain yang lebih berharga daripada ''melihat'' langsung sesuatu kelainan dengan sekaligus kemungkinan melakukan biopsi untuk pemeriksaan morfologik dan sitologik.

Kelainan yang dilihat ini dapat diabadikan pada slide atau film. Hal ini penting untuk folloe-up, misalnya pada ulkus ventrikuli atau suatu kolitis, dan kalau perlu untuk konsultasi misalnya dengan ahli-ahli bedah. ''Gambar'' selalu lebih baik daripada uraian yang terbaik.

Endoskopi bukan dimaksudkan menggantikan pemeriksaan radiologik. Endoskopi jangan dipandang sebagai saingan terhadap radiologi, melainkan sebagai pemeriksaan bantuan dan pemeriksaan tambahan. Pada umumnya pertama-tama dilakukan pemeriksaan radiologik, baru sesudah itu dikerjakan endoskopi, kecuali pada perdarahan akut; dalam hal ini dilakukan endoskopi langsung tanpa didahului pemeriksaan radiologik.

Endoskopi bukanlah suatu metode baru. Pada tahun 1868, Kuszmaul melakukan gastroskopi pertama dengan suatu pipa yang kaku pada seorang ''penelan pedang''. Di tahun 1932, Wolff dan Schindler memperkembangkan suatu gastroskop setengah fleksibel dengan optik ke samping, terdiri atas bagian proksimal yang kaku dan bagian distal digunakan untuk menerangi lambung, dan gambar dilihat melalui suatu sistem lensa-lensa.

Di negeri Belanda gastroskopi diperkenalkan oleh Mulder dan Enneking pada tahun 1934. Mulai tahun 1958 dikembangkan endoskop-endoskop yang fleksibel penuh, dan sejak itu endoskopi berkembang dengan pesat serta merupakan suatu metode pemeriksaan yang tidak terlalu memberatkan penderita dengan morbiditas dan mortalitas yang sangat rendah.

Perkembangan ini dimungkinkan dengan penggunaan glass fibers (serabut kaca) yang menghantarkan gambar titik demi titik. Pada tahun 1958, Hirschowitz dari Amerika mengintroduksi fiber-gastroskop yang fleksibel penuh yang pertama dengan optik ke samping. Jepang beberapa tahun kemudian mengeluarkan gastroskop dengan kwalitas 'glas fiber' lebih tinggi.

Tidak lama kemudian keluarlah endoskop-endoskop dengan optik lurus dan diiringi dengan berbagai perbaikan. Pada fiber-endoskop modern yang fleksibel penuh bukan hanya gambar, melainkan juga cahaya dihantarkan melalui glass fibers yang halus dan mudah dibengkokkan.

Tiap serabut kaca memiliki diameter kurang lebih 10 u dan kira-kira 50.000 serabut kaca tersusun dalam satu berkas. Ujung distal endoskop-endoskop modern ini dapat digerakkan dalam dua lapangan yang bersilang tegak lurus oleh sistem yang diatur dari luar.

Dengan suatu tombol tekan dapat dimasukkan gas dan dapat dihisap gas ataupun sekret, sedang ujung distal tempat lensa dan ujung berkas serabut cahaya dingin (cold light) dapat dibersihkan dengan suatu sistem pencucian.

Dalam fiber-endoskop terdapat suatu saluran yang memungkinkan dimasukkannya tang biopsi, sikat sitologi atau alat koagulasi. Pada okuler dapat ditaruh alat foto atau film dan juga suatu percabangan optik yang memungkinkan orang lain ikut melihat. 

Belakangan ini endoskop sudah bisa dihubungkan dengan sebuah kamera TV, sehingga beberapa dokter dapat mengikuti endoskopi ini melalui layar TV monitor. Endoskopi harus dilakukan di dalam suatu kamar khusus dengan seorang asisten tetap.
Mengenal sepenuhnya alat-alat yang digunakan dan pengalaman dalam endoskopi, mutlak diperlukan untuk mendapatkan diagnosa yang optimal. Semua pemeriksaan endopsi, kecuali duodenoskopi dan cholangi-opankreatografi, dapat dilakukan di poliklinik.