Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara penerangan biopsi (Dr. K. Welvaart)

Cara penerangan biopsi (Dr. K. Welvaart) - Jika diputuskan untuk tindakan bedah, baik untuk terapi maupun untuk diagnosa, maka beberapa tindakan pengamanan harus diperhatikan. Tumor ganas kelakuannya berbeda dari pada tumor-tumor jinak. Pertumbuhan infiltratif, hasrat untuk mengadakan residif pada pengangkatan yang tidak sempurna, dan potensi menimbulkan metastasis merupakan ciri-ciri yang terpenting proses ganas.

Ciri-ciri khas ini sudah mempengaruhi cara pengambilan jaringan tumornya, untuk menetapkan diagnosa histologik. Pada umumnya kita berusaha mengangkat seluruh tumor (biopsi eksisi). Jika hanya dijalankan reseksi sebagian (biopsi insisi), maka lebih besar resiko sel-sel tumor akan disebarkan di sekelilingnya.

Pada tumor-tumor yang lebih besar (diameter > 2 cm) atau pada tumor-tumor yang lokalisasinya tidak memungkinkan untuk dilakukan biopsi eksisi, maka terpaksa dijalankan biopsi insisi, meskipun ada keberatan-keberatan seperti disebutkan di atas.

Teknik-teknik lain untuk memperoleh jaringan dilakukan biopsi pons dan biopsi tang, yang terutama diterapkan pada tumor-tumor kulit dan selaput lendir serta tumor-tumor larynx dan traktus digestivus. Selanjutnya dikenal biopsi dengan jarum berlubang yang memungkinkan mendapatkan sebatang jaringan, misalnya dari tumor-tumor yang letaknya subkutan atau pada waktu operasi di pankreas.

Tetapi harus diingat bahwa di dalam saluran tusukan dapat bersarang sel-sel tumor sehingga pada tindakan definitif daerah ini harus juga ikut diangkat. Biopsi untuk mendapatkan material pemeriksaan histologik, dapat didahului dengan fungsi sitologik.

Kerapkali, pada pemeriksaan sitologik, sifat tumornya dapat ditentukan, meskipun interpretasi-interpretasi yang keliru dari gambaran sel masih mungkin, karena pemeriksaannya terlalu sukar, dan material sel yang diperiksa dapat rusak atau terlalu sedikit jumlahnya.
Karena itu pemeriksaan histologik untuk menentukan diagnosa definitif sangat diperlukan. Sudah barang tentu untuk lobang tusukan fungsi sitologik berlaku aturan-aturan yang sama dengan pada terapi definitif seperti pada fungsi histologik.