Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Registrasi kanker (onkologi)

Registrasi kanker (onkologi) - Alat yang penting untuk mendapatkan pengertian mengenai kanker ialah registrasi kanker. Tetapi janganlah meremehkan besarnya biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun sistim itu dan untuk memeliharanya. Registrasi yang tidak sempurna, tidak ada artinya.

Hanya suatu sistim yang sempurna dapat merupakan basis penyelidikan epidemiologik yang dapat dipercaya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk suatu registrasi kanker yang sempurna, pertama-tama terletak pada profesi medik. Partisipasi para dokter praktek pribadi (swasta) hanya dapat diharapkan kalau mereka berkeyakinan bahwa penyelidikan epidemiologik mempunyai daya guna yang cukup besar.

KANKER

Di samping itu para dokter tersebut harus yakin bahwa organisasi ini berbeda di bawah pengelolaan yang baik, artinya bukan hanya dapat dipercaya tetapi juga komunikatif dan inventif. Ini menuntut pimpinan yang juga berkemampuan public relations, guna menjelaskan bahwa registrasi kanker merupakan basis atau kerangka referensi atau permulaan referensi untuk segala riset kanker pada manusia.

Selanjutnya pimpinan registrasi harus mudah mengetahui statistik kematian, dan ini adalah komplemen yang berguna bagi statistik penyakit. Di negeri Belanda kepentingan dalam hal ini sedemikian kuatnya dilindungi hukum, sehingga ahli epidemiologi praktis mendapat rintangan yang tidak teratasi untuk menjalankan penyelidikan besar-besaran.

Di negara-negara lain terutama di negara-negara sekitar kita materi ini diatur agak berlainan, sehingga sebab-sebab kematian dan data-data identifikasi penderita lebih mudah dapat dihubungkan. Di negeri Belanda dari tahun 1953 sampai 1974 terdapat suatu bentuk registrasi kanker yang semula dibangun sebagai suatu sistim nasional penuh ambisi, baik untuk registrasi insidensi maupun untuk follow-up klinis, kemudian hanya dibatasi pada registrasi insidensi di propinsi Friesland, kota-kota Rotterdam dan Den Haag dan suatu daerah antara Eindhoven dan Venlo.

Registrasi ini tidak memberikan hasil yang sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Kenyataan bahwa di Nederland tahun 1975 tidak dapat dipenuhi syarat-syarat yang disebutkan di atas, merupakan alasan untuk menghapuskan sistim ini, meskipun oleh berbagai instansi disadari bahwa ini tidak dapat berlanjut lama. 

Barangkali cara menembus jalan buntu ini ialah dengan mendidik ahli-ahli epidemiologi yang muda, yang cukup berambisi. Tahun-tahun belakangan pengertian pencegahan hanya merupakan buah bibir semata. Barangkali ''lip-servisce'' ini lebih baik diubah menjadi keputusan konkrit.

Dari apa yang disebutkan di atas tampak kemungkinan dan kesukaran-kesukaran epidemiologi deskriptif. Pada bab berikut ini diberikan ikhtisar singkat mengenai data-data yang diperoleh dari penyelidikan retrospektif ddan prospektif dengan konklusi-konklusi yang dapat diambil daripadanya.

Pengetahuan dan pengertian cepat bertambah sehingga gambaran sesaat ini tidak lebih dari suatu pengetahuan dasar yang dapat dikembangkan oleh setiap dokter dengan penelitian kepustakaan. Pada waktu ini, di samping statistik-statistik sebab kematian di seluruh dunia kita juga mempunyai angka-angka morbiditas kanker berkat berbagai sistim-sistim registrasi kanker regional dan nasional di Eropa, Amerika Utara, Afrika, Asia, Amerika Latin dan daerah Pasifik.

Statistik yang terbit dalam 3 publikasi dengan judul ''Cancer incidence in five continents'' (1966, 1970, 1976) menyajikan angka-angka insidensi, digolongkan menurut jenis kelamin dan umur (kelompok-kelompok 5 tahun). Oleh penyusunnya material yang dipublikasikan ini digarap melalui syarat-syarat kwalitas tertentu sehingga dapat diambil beberapa konklusi yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Statistik ini sekali lagi mengajarkan kepada kita bahwa kanker adalah suatu pengertian kompleks. Misalnya, tidak dapat dikatakan bahwa kanker di daerah tropik itu jarang tanpa menyebutkan lokalisasi spesifiknya. Tetapi tampak juga beberapa bentuk kanker dari berbagai lokalisasi yang lebih sering terdapat di negara-negara Barat juga kalau diperhitungkan bahwa di negara-negara Barat itu proporsi orang yang berusia tua lebih besar daripada di negara-negara berkembang.  

Agaknya perbedaan frekwensi kanker antara negara-negara itu lebih berdasarkan pada cara hidupnya daripada lokalisasi geografiknya. Misalnya, pola kanker pada penduduk kulit putih di Australia atau Afrika Selatan sangat menyerupai pola kanker Eropa Barat dan Amerika Utara.

(Suatu kekecualian barangkali berlaku untuk karsinoma kulit yang relatif lebih mudah terjadi pada kulit tidak berpigmen yang mendapat banyak penyinaran matahari). Bahwa faktor genetik pada umumnya tidak penting tampak dari perbandingan antar bangsa Negro di Afrika dan di Amerika Utara.

Pola kanker pada golongan pertama menunjukkan ciri-ciri yang juga kita jumpai di berbagai negara Asia dan Amerika Latin dari golongan kedua sifatnya lebih ''Barat''. Alasan yang kuat untuk hipotesa bahwa faktor-faktor lingkungan dan kebiasaan kehidupanlah yang terutama menentukan resiko berbagai bentuk kanker didapat dari data statistik populasi yang bermigrasi.

Anak-anak orang Jepang yang berimigrasi ke Amerika Serikat sudah menunjukkan beberapa perbedaan dari orang tuanya (karsinoma lambung menurun, karsinoma kolon dan payudara meningkat). Di dalam suatu negara kerapkali didapat perbedaan-perbedaan frekwensi antara kota dan desa.

Juga di negeri Belanda hal ini bisa ditunjukkan (Versluys dan Meinsma, 1967). Diehl dan Tromp (1953, 1955) telah mengadakan penyelidikan mendetail mengenai kematian kanker regional di negeri Belanda. Khas untuk pola kanker di dunia Barat adalah frekwensi kanker paru (pada pria) dan prostat, yang relatif tinggi, mama, ovarium, corpus uteri (pada wanita) dan colon (pada kedua jenis kelamin).

Ini hanya yang sangat menyolok saja, untuk lokalisasi-lokalisasi lainnya lihatlah tabel. Gambaran global ini bukan hanya diwarnai melainkan juga dikomplikasi oleh kekhususan nasional dan regional. Di Afrika misalnya terdapat perbedaan-perbedaan inter-regional yang menyolok dalam frekwensi hepatoma, dan yang lebih menyolok lagi mengenai frekwensi karsinoma esofagus (Transkei, Nyanza) dan tumor Burkit.

Baca juga selanjutnya dibawah ini

Pencegahan Primer Kanker (Dr. R.J. van Zonneveld)

Di Asia pada orang-orang Jepang terdapat frekwensi karsioma lambung yang sangat tinggi sedang pada berbagai populasi Cina banyak kanker Nafospharynx. Pengamatan-pengamatan demikian ini merupakan titik tolak penyusunan hipotesa etiologi tumor-tumor tersebut. Tetapi pembuatan hipotese demografik.