Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mekanisme kerja sitostatika (Prof. Dr. L.M. van Putten)

a. Agen peng-alkil.

Agen peng-alkil adalah suatu zat reaktif yang dapat mengadakan ikatan dengan berbagai zat organik. Agens yang bifungsional ini mengandung dua gugusan reaktif dan karena itu dapat mengadakan ikata dengan dua molekul.

Di samping bereaksi dengan gula, protein dan lipid mereka juga bereaksi dengan DNA, Inilah dasar kemampuannya membunuh sel. Agens ini membentuk ikatan-ikatan silang (cross links) antara dua rantai DNA atau di dalam satu rantai DNA, atau antara DNA dan protein.

Ada petunjuk-petunjuk bahwa hanya bentuk ikatan inilah yang menyebabkan kematian sel, sedang ikatan-ikatannya dengan protein, liid dan RNA yang juga terjadi, tidak menyebabkan kematian sel. Struktur-struktur kimiawi yang termasuk golongan ini adalah derivat nitrogenmustard, ester asam sulfon, epoxid, triazina, aziridina, dan notrosourea.

Ikatan-ikatan platina kompleks menurut mekanisme kerjanya (membentuk crosslinks) juga termasuk golongan ini, meskipun sesungguhnya tidak bersifat meng-alkil karena tidak mengandung gugusan alkil.

b. Antimetabolit.

Antimetabolit dalam strukturnya menunjukkan persesuaian dengan metabolit-metabolit normal dalam sel dan dapat mendesak metabolit ini dalam reaksinya dengan enzim-enzim atau bahkan masuk ke dalam struktur DNA atau RNA.

Strukturnya yang sedikit menyimpang dari metabolit-metabolit normal, menyebabkan gangguan fungsi normal, yang kebanyakan berupa blokade enzim. Contoh golongan ini adalah 5-fluorouracil (menyerupai uracil), methotraxat (menyerupai asam folat), sitosin-arabinosida (menyerupai sitosin deoksiribosida).

c. Produk tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisma.

Dalam golongan ini juga terdapat beberapa zat yang bersifat peng-alkil atau antimetabolit tetapi kebanyakan titik tangkapnya adalah lain. Zat-zat yang bersifat interkalasi (penyisip), misalnya daunorubisin, adriamisin, daktinomisin, membentuk suatu molekul kompleks yang reversibel dengan DNA, dengan jalan menyisip di antara pasangan-pasangan basa molekulnya.

Racun-racun mitosis (alkaloid vinca) mengganggu pembentukan mikrotubuli, yang memiliki banyak fungsi di dalam sel dan terutama berperan pada ''mitotic spindle''. Bleomisin mengikatkan diri pada DNA dan menimbulkan pemisahan kedua rantai molekul diikuti pemutusan rantai-rantai tersebut.

d. Berbagai zat.

Berbagai zat yang titik tangkapnya sedikit banyak telah mulai jelas (hidroksiureu, prokarbazin, razoxan).
e. Hormon dan antihormon. Sensitif tumor dan resistensi.

Yang dimaksud dengan resistensi ialah tidak adanya reaksi tumor terhadap kemoterapi. Sama halnya dengan mikroorganisme yang memiliki perbedaan sensitivitas terhadap antibiotika, sel-sel tumor juga memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap sitostatika.