Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sensitivitas sel tumor dan sel normal (Prof. Dr. L.M. van Putten)

Sensitivitas sel tumor dan sel normal (Prof. Dr. L.M. van Putten) - Karena tumor menunjukkan proliferasi sel yang tidak terkendali, maka dahulu sitostatika dipandang sebagai penghambat pertumbuhan dan sebaliknya setiap penghambat pertumbuhan dipandang sebagai suatu sitostatikum yang potensial.Tetapi ternyata tidak benar. 

Dari sekian banyak agens pembunuh sel dan penghambat pertumbuhan hanya beberapa yang dapat bekerja efektif sebagai sitostatikum. Terutama karena pada umumnya suatu sitostatikum hanya efektif terhadap tumor ganas tertentu dan tidak terhadap yang lain, maka ini berarti tidak ada suatu sifat umum sel tumor yang menyebabkannya lebih sensitif terhadap obat-obat tertentu dibanding sel-sel jaringan normal.

Sudah ditunjukkan bahwa untuk menyembuhkan suatu tumor pada tikus harus dieliminasi 1010 a 1012 sel. Tetapi kalau jumlah sel induk sungsum tulang tikus menurun dengan faktor 103 sampai 104, sudah barang tentu tikus itu mati karena aplasia tulang.

Ini berarti bahwa suatu kombinasi sitostatika harus bekerja jauh lebih efektif dalam membunuh sel-sel tumor daripada sel-sel jaringan normal. Secara empirik telah diketemukan kombinasi-kombinasi mana yang optimal terhadap berbagai bentuk tumor.
Mekanisme yang mendasari selektivitas sitostatika tertentu dan kombinasi-kombinasinya kerapkali tidak diketahui. Jika di bawah ini disebutkan mekanisme-mekanisme kerja sitostatika, perlu disadari bahwa itu hanya menunjukkan bagaimana sitostatika itu membunuh sel-sel tetapi tidak mengapa mereka bekerja efektif spesifik terhadap sel-sel tumor.