Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemeriksaan diagnostik, spekulum, toucher v*aginal (Dr. F. Engel dan Prof. Dr. A. Schaberg)

Pemeriksaan diagnostik, spekulum, toucher v*aginal  (Dr. F. Engel dan Prof. Dr. A. Schaberg) - Pada pemeriksaan fisik umum harus diperhatikan ada atau tidaknya pembesaran kelenjar limfe supraklavikuler dan pembesaran hepar. Pemeriksaan spekulum. Pemeriksaan ini umumnya didahului dengan palpasi ginekologik dan untuk ini sebaiknya penderita diletakkan di atas meja ginekologik dalam posisi litotomi dengan kedua tungkai disandarkan pada sandaran kaki.

Spekulum Seyffert adalah yang paling gampang digunakan akan tetapi spekulum Collin dan Cusco dapat juga dipakai. Didahului dengan membuka labia selebar-lebarnya, spekulum dimasukkan secara miring ke jurusan rektum dan baru setelah ujung spekulum mencapai kedalaman maksimal ia diputar dan dibuka secara hati-hati.

Dengan sedikit menarik ke luar akan tampaklah portio vaginalis. Saat ini merupakan saat yang paling baik untuk mengambil bahan pemeriksaan sitologik; spatel dari kayu yang ditempatkan pada ostium cervix uteri diputar dan kemudian getah yang didapat diusapkan kepada gelas preparat.

Kalau perlu dapat dilakukan teknik yang lebih baik dengan menggunakan ''ose'' atau lidi kapas yang dibasahi, kemudian langsung dimasukkan ke dalam endocervix dan diputar. Lendir yang diperoleh segera diusapkan kepada gelas preparat yang lain.

Sediaan yang diperoleh segera (dalam beberapa detik) dimasukkan ke dalam cairan fiksasi (alkohol aether sama banyak), untuk mencegah pengeringan dan dikirim ke laboratorium sitologi. Perhatikan sungguh-sungguh daerah peralihan. Sesudah menopause usapan yang paling penting adalah usapan endocervical. 

Pada umumnya laboratorium sitologi tidak puas bilamana pada preparat yang dikirim tidak dapat diketemukan sel-sel endocervix. Karsinoma yang invasif pada pemeriksaan spekulum umumnya tampak sebagai proses ulseratif atau kadang-kadang menampakkan diri sebagai pertumbuhan papiler; rontokan-rontokan jaringan tumor yang mudah lepas dan dapat segera diambil membedakan diri dengan jelas dari cervix yang amat padat.

Gejala lain yang mencurigakan ialah jika lapisan-lapisan besar selaput lendir cervix mudah lepas dan mudah berdarah waktu diusap dengan spatel. Hal yang sering menimbulkan kesukaran atau keragu-raguan ialah yang disebut ''erosio''. Dalam praktek yang dimaksud dengan erosi ini adalah daerah yang merah sekitar ostium externum cervicis uteri.

Warna kemerah-merahan ini dapat sebagai akibat adanya epitel dilindris normal di daerah portio (''erosio yang fisiologik'') sebagaimana diuraikan di muka, akan tetapi jangan dilupakan bahwa ulsera yang sungguh-sungguh, peradangan dan lesi-lesi epitel portio yang premaligna juga menimbulkan warna kemerah-merahan seperti di atas.

Yang pokoknya ialah bahwa pada semua kelainan tersebut di atas segera dilakukan pemeriksaan sitologik dan atau kolposkopik. Toucher vaginal. Pemeriksaan ginekologik secara bimanual dibandingkan dengan berbagai cara pemeriksaan lain adalah yang paling memerlukan pengalaman.

Bahkan pada pemeriksaan oleh yang sudah berpengalaman sekalipun masih juga kesalahan akibat penderita terlalu gemuk atau senantiasa menegangkan otot-otot dinding perutnya selama pemeriksaan. Pada keadaan tertentu perlu pemeriksaan di bawah narkosa. Posisi penderita pada saat pemeriksaan harus litotomi di atas meja ginekologik dengan kedua tungkai bersandar di atas sandaran kaki.

Kandung kencing dikosongkan terlebih dahulu, tangan pemeriksa lemah-lembut dan pembicaraan yang menenangkan penderita penting pada pemeriksaan saluran kencing. Kedudukan jari dan tangan pemeriksa dilukiskan. Penggunaan bahan-bahan pelicin atau membasahi sarung tangan sebelumnya memang ada baiknya, oleh karena itu pemeriksaan sitologik senantiasa harus mendahului pemeriksaan toucher vaginal ini.
Selain itu perlu juga dilakukan toucher rectovaginal agar dapat meraba dan mendapat kesan yang tepat mengenai keadaan parametrium dan cavum Douglasi, dan membuat diferensiasi dari skibala biasa.