Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tumor-tumor spinal (Prof. Dr. W. Luyendijk)

Tumor-tumor spinal (Prof. Dr. W. Luyendijk) - Simptomatologi tumor spinal juga tergantung dari lokalisasi prosesnya. Kompresi medulla spinalis dapat mengakibatkan paresis tungkai bawah dan otot-otot sphincter, demikian juga gangguan sensibilitas di bawah segmen lesi. Makin tinggi letak kompresi medulla spinalis, makin luas daerah kaudal yang kehilangan fungsi.

Gangguan pernapasan dengan insufisiensi pertukaran gas dapat terjadi pada lesi berat setinggi segmen servikal 4 dan 5 atau lebih tinggi lagi. Jika timbul lesi lintang yang akut, maka terjadi keadaan yang disebut diaschisis (von Monakow) atau ''shock spinal''.

Gejalanya adalah pada segmen di bawah lesi medulla timbul arefleksi dan golongan-golongan otot yang lumpuh menjadi hipotonik atau atonik. Karena hal ini berlaku juga untuk refleks miksi dan otot-otot kandung kencing, pengisian kandung kencing akan berlebihan dan hanya karena pengaruh faktor mekanis saja bisa terjadi pengosongan (parsial).

Diaschisis atau shock spinal dapat terjadi lebih awal pada lesi medulla spinalis karena trauma daripada karena lesi tumor medulla spinalis. Sesudah shock spinal, yang dapat berlangsung beberapa minggu, tonus otot dan refleks-refleks spinal di bawah segmen lesi timbul kembali, dan otot-otot menjadi hipertonik, refleks tendon dan miksi menjadi tanpa hambatan dan meninggi.

Paraparesis atau paraplegi sesudah fase shock spinal ditandai oleh spastisitas tungkai-tungkai yang lumpuh, disertai peninggian refleks tendon dan juga refleks patologik telapak kaki. Penderita biasanya terganggu oleh otomatisme-otomatisme spinal (reflexes d'automatisme medullaire) : pacu-pacu ekstern yang ringan dalam daerah tubuh yang kehilangan fungsinya menimbulkan gerakan-gerakan reflektorik yang massal dan sekonyong-konyong pada tungkai, kerapkali berupa gerakan menekuk yang dapat sangat mengganggu tidurnya.

Pola miksi juga akan berubah sabagai akibat kenaikan tonus refleks dengan mengakibatkan ''sepastik blader''. Pengisian kandung kencing sedikit saja akan memacu refleks sehingga terjadi pengosongan kandung kencing yang frekwen, tapi sempurna.

Tergantung ketinggian lesi medulla, refleks kulit perut dapat menjadi negatif seluruhnya; pada lesi setinggi Thv1 atau di atasnya, refleks kulit perut akan seluruhnya negatif. Jika lesi terdapat pada ThvX maka refleks kulit perut hanya akan hilang di kwadran-kwadran bawah.

Dalam hal ini akan tampak tanda Beevor : jika penderita berusaha duduk dari posisi tiduran, maka umbilikus akan tertarik ke atas akibat paresis otot-otot perut kwadran bawah. Batas atas hilangnya sensibilitas dapat memberikan petunjuk ketinggian lesi dalam medulla. Untuk ini dapat digunakan peta dermatom sebagai pembantu.

Untuk orientasi di dalam praktek dipakai pedoman : papilla mammac letaknya setinggi Th1v, umbilikus setinggi ThX dan plica inguinalis setinggi ThXII - L1. Sebagai akibat ascensus medullae pada waktu pertumbuhan fetal terjadilah perbedaan ketinggian antara segmen medulla spinalis dan vertebra yang urutannya bersamaan.

Pada daerah servikal perbedaan ini tidak terdapat, atau hanya sedikit. Perbedaan tersebut berangsur-angsur bertambah ke kaudal, dan di daerah midthorakal besarnya ik. 3 vertebrae, thorakal bawah 4-5 vertebrae, sedang segmen medulla apinalis lumbal dan sakral terdapat setinggi vertebra thorakal ke X sampai dengan vertebrae lumbal ke 1.

Jika gejala-gejala kompresi meduler merupakan akibat tumor vertebra (primer ataupun metastasis), maka pada processus spinous yang bersangkutan terdapat nyeri tekan. Di samping itu kadang-kadang dapat diraba sedikit perbedaan ketinggian antara processi spinosi satu sama lain.

Pada penentuan ketinggian tumor spinal masih harus diperhatikan faktor lain. Pemberian darah arterial sumsum tulang lumbal dan torakal bawah terjadi melalui a.radicularis magna (arteria Adamkiewicz). Arteri yang relatif besar kalibernya ini masuk dari satu sisi (biasanya kiri), melalui salah satu radix torakal bawah atau lumbal teratas ke dalam canalis vertebralis (ThVIII -LII) akan tetapi dikenal juga variasi lokalisasi yang lebih tinggi atau rendah.
Suatu tumor (dan juga proses-proses lain) dapat mengganggu aliran darah arteri ini, bahkan menutupnya. Ini dapat mengakibatkan pemutusan fungsi medulla spinalis thoraco-lumbal, sehingga gejala-gejala defek neurologiknya lebih tinggi daripada yang diharapkan berdasarkan lokalisasi tumor.