Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diagnostik (Prof. Dr. E.A. van Slooten, P. Lips, Prof. Dr. Th.G. van Rijssel)

Diagnostik (Prof. Dr. E.A. van Slooten, P. Lips, Prof. Dr. Th.G. van Rijssel) - Daerah tumbuhnya tumor dapat dilihat rontgenologik karena terjadi destruksi tulang dan kerapkali juga ada produksi tulang. Kalau destruksi yang dominan maka sarang itu akan tampak sebagai penjernihan pada foto. Produksi tulang akan tampak sebagai pemadatan lokal dan dapat terjadi karena sel-sel tumor (osteoblastoma, osteosarkoma), atau oleh osteoblast-osteoblast atau sel-sel periost sebagai reaksi atas rangsangan pertumbuhan tulang periosteal, skelerosis perifokal cortex.

Diagnostik (Prof. Dr. E.A. van Slooten, P. Lips, Prof. Dr. Th.G. van Rijssel)

Pemadatan (pertumbuhan tulang periosteal, skelerosis perifokal cortex). Pemadatan tulang rawan (khondroma, khondrosarkoma). Atas dasar gambar rontgen pertama-tama orang harus berusaha mengklasifikasi prosesnya sebagai benigna atau maligna. Pengrusakan tulang dari dalam dengan destruksi tulang yang tidak teratur dengan daerah yang berubah batas yang samar menunjuk kepada malignitas, sebagaimana juga pembentukan tulang baru yang luas oleh periost yang menutup cortex yang terkena.

Pembentukan tulang periosteal ini dapat menampakkan diri sebagai tulang yang berlapis-lapis sebagai spekula-spekula pada permukaan tulang dan sebagai aposisi-aposisi tulang segitiga pada corex di tempat periost oleh tumor terangkat dari tulangnya (segitiga dari Codman).

Pada proses-proses benigna batas-batasnya biasanya lebih tegas dan reaksi-reaksi periost kurang luas, meskipun misalnya pada granuloma cosinofil juga terdapat reaksi periost yang amat keras. Untuk dapat mengklasifikasi prosesnya atas dasar gambaran rontgenologik dengan kemungkinan yang layak sebagai benigna atau maligna, diperlukan pengalaman yang banyak.

Jika radiolognya memiliki pengalaman yang banyak maka dia juga dapat menunjukkan bentuk-bentuk tumor mana memberikan gambaran rontgenologik demikian ini di dalam lokalisasi itu. Tetapi untuk klasifikasi lebih lanjut dan penentuan derajat bentuk tumor pemeriksaan rontgen ini harus dilengkapi dengan pemeriksaan patologi-anatomi.

Diagnostik (Prof. Dr. E.A. van Slooten, P. Lips, Prof. Dr. Th.G. van Rijssel)

Dalam hal ini harus diadakan eksisi percobaan. Jika dikuatirkan bahwa prosesnya bersifat maligna maka ini harus didahului oleh suatu radiasi pendahuluan, misalnya 400 rad, hari berikutnya 400 rad lagi, agar metastasis iatrogen diperkecil kemungkinannya dan selanjutnya dibuat biopsi yang luas.

Dalam hal ini pentinglah untuk mendapatkan jaringan yang representatif untuk pemeriksaan. Biopt-nya harus merupakan jaringan yang kira-kira 2 cm panjangnya tidak terpecah-belah yang mengandung periost, corex, spongiosa dan jaringan dari rongga sumsum dan dari luar dilapisi jaringan lunak hingga hubungan antara jaringan neoplastik dengan struktur yang telah ada sebelumnya dapat diperiksa secara mikroskopik.

Terutama pada kelainan-kelainan kecil kontrol rontgen perlu diadakan waktu eksisi percobaan; jika untuk ini selama dikerjakan operasi tidak ada kesempatannya, maka sesudah eksisi harus dibuat foto rontgen untuk menilai apakah sudah dicapai lesinya dan di mana itu terjadi.

Harus dianggap suatu kesalahan kalau pada eksisi percobaan dikerjakan eksplorasi daerah tumor di luar tempat biopsi atau dilakukan usaha ekstirpasi tumor seluruhnya sebagai eksisi percobaan. Sebab dengan ini lapisan-lapisan jaringan akan terbuka dan akan dicemari sel-sel tumor melalui lubang yang dibuat di dalam tumor untuk biopsi, atau dari periferi tumor pada eksisi yang tidak radikal.

Dengan ini karena gangguan hubungan-hubungan anatomik dan pencemaran dengan sel tumor mungkin tidak tidak dapat dihindari suatu amputasi, bahkan tidak dapat dijalankan suatu terapi kuratif, sedangkan sebenarnya dapat dikerjakan tindakan yang sederhana yang tidak berat.

Tempat eksisi percobaan harus selalu dipilih sedemikian hingga daerahnya pada operasi yang kelak dilakukan mudah diangkat seluruhnya bersama dengan preparatnya. Meskipun dengan pengeboran tulang kadang-kadang dengan gampang dapat diperoleh material yang mencukupi, tetapi melihat diferential-diagnosa yang kadang-kadang sukar, pada umumnya lebih baik dijalankan eksisi-percobaan dengan juga mengambil jaringan pada batas tumor dengan sekitarnya.

Juga haruslah agak hati-hati dengan diagnostik frozen section pada waktu dikerjakan terapi bedah. Penting diketahui bahwa penilaian histologik sesuatu eksisi percobaan tanpa informasi rontgenologik dapat mengakibatkan konklusi-konklusi yang salah.

Baca selanjutnya Terapi osteosarkoma

Melihat banyaknya kesukaran dalam diagnostik, indikasi, urut-urutan dan pelaksanaan terapi, revalidasi dan penilaian prognosa maka haruslah dianggap syarat mutlak bahwa pada penderita dengan kelainan yang dicurigai akan suatu tumor tulang maligna tidak boleh diambil keputusan mengenai terapi tanpa konsultasi antara ahli diagnosa rontgen, patologi-anatom, ahli radioterapi, ahli bedah atau ahli ortopedi, ahli khemoterapi dan dokter revalidasi.