Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Patologi anatomik karsinoma paru primer (Dr. P. Veeze)

Patologi anatomik karsinoma paru primer (Dr. P. Veeze) - Tumor ini bersumber di suatu tempat di epitel trakheobronkhial yang tidak jarang sebelumnya (terutama karena pengaruh asap rokok) telah mengalami hiperplasi sel basal dan metaplasi 'squamous' disertai hilangnya rambut getar (cilia), dan di sana-sini tampak atipi inti sel.

Kadang-kadang dalam mukosa yang telah berubah pada perokok dan terutama pada penderita-penderita karsinoma paru, di berbagai tempat dijumpai ''carcinoma in situ'', bahkan karsinoma yang telah mengadakan invasi dini.

Pada obduksi titik mula karsinoma paru yang manifes sudah sukar ditentukan. Berdasar atas pengamatan rontgenologik pada sukarelawan-sukarelawan yang sering dikontrol (Weiss dkk. 1974), kemungkinan besar hampir dua pertiga kasus karsinoma pada laki-laki terjadi perifer dari ostia segmental dan sepertiga sisanya lebih sentral, terutama dalam bronkhi lobus.

Kira-kira satu tiap sepuluh kasus menurut data-data ini mempunyai titik mula pada bronkhus induk, bronkhus utama atau trakhea. Dalam stadium klinis sebagian besar karsinoma ini memberikan gambaran lesi yang letaknya sentral. Tetapi hal ini mungkin karena perluasan sentripetal tumor yang mulanya terletak di perifer itu. Kalau telah ada pertumbuhan invasif, proses dapat meluas dengan berbagai cara :

Perluasan tumor primer.

Dalam paru. Per kontinuitatum dan melalui saluran limfe. Karsinoma bronkhus memiliki hasrat khusus tumbuh lanjut secara sentripetal sepanjang bronkhus, baik melalui saluran-saluran limfe peribronhial atau submukosa, maupun dengan infiltrasi langsung ke dalam epitel bronkhus. Jika tumor telah mencapai trakhea (atau kalau tumor primer itu terjadi di sana) maka tidak mungkin lagi dilakukan reseksi.

Ke pleura (sentrifugal). Juga per kontinuitatum dan melalui saluran-saluran limfe. Tergantung dari lokalisasinya, tumor kemudian dapat meluas ke mediastinum, pericard, diafragma atau dinding thorax, yang praktis juga tidak mungkin lagi reseksi kuratif.

Pembentukan metastasis limfogen.

Melalui kelenjar broncho-pulmonal ke kelenjar hilus. Dari suatu metastasis karsinoma ini dapat menginfiltrasi suatu bronkhus besar, sehingga tumor yang semula perifer tampak sebagai karsinoma bronkhus sentral.

Ke kelenjar mediastinum. Kalau metastasis telah mencapai kelenjar ini, kemungkinan reseksi kuratif langsung menurun sampai nol.

Ke kelenjar extra-thorakal. Biasanya yang palpabel dulu kelenjar supraklavikuler. Dalam hal ini tidak mungkin lagi dicapai penyembuhan.

Sekunder melalui kelenjar limfe yang hancur atau melalui duktus thoracicus atau duktus limfatikus dekster dapat dicapai sirkulasi darah. Tetapi mungkin terjadi juga penyebaran yang melalui limfogen ke organ-organ di luar thorax (misalnya adrenal).

Pembentukan metastasis hematogen.

Infiltrasi lebih cepat dan lebih mudah terjadi ke dalam vena daripada ke dalam arteri. Sesudah invasi ke dalam suatu cabang vena pulmonalis emboli tumor dapat mencapai sirkulasi besar melalui jantung kiri. Metastasis hematogen terutama terjadi di hepar, adrenal, otak, ginjal, tulang dan kulit. Terdapatnya metastasis di organ-organ tersebut sesungguhnya sudah berarti penderita tidak dapat disembuhkan lagi.
Pembentukan metastasis di dalam paru.

Ini sering terjadi, baik secara limfogen maupun hematogen sesudah infiltrasi ke dalam arteri pulmonal atau bronkhial. Juga diduga ada kemungkinan penyebaran intrabronkhial fragmen-fragmen tumor yang terlepas (prinsip pos pipa udara), terutama pada karsinoma bronkhioloalveoler.