Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tipe-tipe sel tumor paru secara mikroskopik (Dr. P. Veeze)

Tipe-tipe sel tumor paru secara mikroskopik (Dr. P. Veeze)  - Cara pertumbuhan dan metastasis serta sifat klinis karsinoma paru sangat bervariasi, sehingga kita hampir tidak dapat menyebutnya sebagai satu penyakit. Pola-pola sifat ini sedikit banyak berhubungan dengan tipe selnya.

Dari berbagai sumber diperoleh perbedaan frekwensi berbagai tipe histologik. Ini disebabkan karena populasi penderita satu sama lain berbeda, dan juga nomenklatur serta kriteria yang dipakai tidak sama. Di samping itu beberapa tumor secara mikroskopik menunjukkan gambaran yang beranekaragaman sehingga mempersukar penentuan tipenya. 

Tipe-tipe yang terpenting adalah :

a. Karsinoma epidermoid.

Pada orang laki-laki 50-75% dari semua karsinoma paru termasuk jenis ini. Di sini tampak korelasi erat dengan pengisapan rokok. Tumor-tumor ini dapat timbul baik sentral maupun perifer, dan dalam hal terakhir memiliki hasrat infiltrasi ke dalam dinding thorax dan kadang-kadang membuat ''caverne'' karena nekrosis sentral. Karsinoma-karsinoma epidermoid yang letaknya lebih sentral kerapkali menimbulkan obstruksi bronkhus dengan segala akibatnya.

Tumor-tumor ini dapat tumbuh cepat, tetapi umumnya pertumbuhan relatif lambat. Penyebaran secara limfogen adalah yang terpenting, tetapi mulainya lambat. Prognosa sesudah reseksi lebih baik dibanding dengan semua tipe sel lain. Karsinoma epidermoid kebanyakan hanya sensitif sedang terhadap radiasi maupun khemoterapi.

b. Karsinoma sel kecil.

Golongan ini merupakan 10-20% dari karsinoma paru. Karsinoma sel kecil rata-rata manifest pada umur sedikit lebih muda daripada tumor epidermoid, dan korelasinya dengan jenis kelamin laki-laki serta penggunaan sigaret agak kurang kuat. Kadang-kadang tumor ini terjadi perifer, tetapi kebanyakan sentral di dalam paru.

Ciri khas tipe ini ialah pertumbuhannya cepat yang agresif, dengan metastasis limfogen massal yang dini, hampir selalu langsung ke dalam mediastinum dan juga cepat ke kelenjar-kelenjar limfe abdominal serta sering sekali dalam hepar, adrenal dan pankreas. Penyebaran hematogen yang luas kerapkali juga terjadi dini. 

Disebutkan beberapa penyembuhan sesudah pneumonektomi, tetapi sekarang hampir selalu lebih disukai polikhemoterapi primer atau radiasi. Tumor-tumor ini sangat sensitif terhadap radiasi ataupun khemoterapi, tetapi biasanya cepat timbul residif yang tidak dapat dibendung lagi.

c. Sindroma paraneoplastik.

Karsinoma 'oatcell' lebih sering memberikan sindroma paraneoplastik dibanding dengan tumor lainnya yang bukan berasal dari organ-organ endrokrin.

d. Adenokarsinoma.

Tipe sel ini merupakan 8-10% dari karsinoma paru. Pada wanita ini adalah bentuk yang terbanyak didapati. Tidak tampak adanya perbedaan jenis kelamin yang menyolok dan tidak tampak hubungan dengan merokok sigaret, tetapi kadang-kadang tampak hubungan dengan ''cicatrices'' yang sebelumnya.

Adenokarsinoma kebanyakan terjadi perifer dan tumbuh lambat sebagai sarang-sarang soliter yang mudah direseksi. Tetapi bentuk-bentuk yang berdiferensiasi rendah memiliki hasrat relatif dini membentuk metastasis di luar paru. Tipe ini dikenal kurang sensitif terhadap radiasi dna hanya sensitif sedang terhadap kemoterapi.

e. Karsinoma bronkhiolo-alveoler.

Ini adalah bentuk khusus dari adenokarsinoma yang merupakan kira-kira 2% dari semua karsinoma paru. Juga di sini tidak terdapat perbedaan distribusi jenis laki-laki atau perempuan dan tidak ada hubungan yang jelas dengan merokok sigaret. Tumor ini selalu timbul perifer dan menampakkan diri sebagai sarang soliter, sebagai nodus yang multipel dengan batas samar-samar atau sebagai infiltrat-infiltrat yang besar, sering bilateral. Tidak diketahui dengan pasti apakah bentuk-bentuk disseminata ini selalu didahului stadium soliter atau tidak.

Pertumbuhannya biasanya lambat dan tidak terlalu destruktif : alveoli terisi sel-sel tumor tetapi pada permulaan masih dapat dikenal. Metastasis di luar paru kebanyakan terjadi lambat, tetapi pertumbuhan dan penyebaran di dalam paru bisa berakhir fatal. Meskipun demikian, bentuk yang terlokalisasi sesudah reseksi memiliki prognosa baik. Tipe ini praktis tidak sensitif terhadap kemoterapi  ataupun radiasi.

f. Karsinoma sel besar yang tidak terdiferensiasi.

Ini secara histologik dan mungkin juga menurut asalnya merupakan golongan yang beranekaragaman dan merupakan kira-kira 5% dari seluruh karsinoma paru. Terdapat lebih banyak pada laki-laki. Tumor ini relatif banyak timbul di perifer. Pola pertumbuhan dan pembentukan metastasisnya tidak tetap, demikian juga egresivitasnya. Kebanyakan didapat pertumbuhan cepat dan pembentukan metastasis yang dini di luar paru. Mengenai kerentanannya terhadap radiasi terdapat pengalaman yang berbeda-beda.

g. Adenoma bronkhus.

Tumor-tumor ini tidak termasuk karsinoma, tetapi juga tidak seluruhnya jinak : kerapkali didapat pertumbuhan lokal yang infiltratif, dan tidak jarang terjadi metastasis limfogen. Dalam hal ini silindroma terkenal lebih buruk dari kasinoid yang lebih banyak dijumpai. 

Keduanya mungkin telah didapat pada kanak-kanak. Tumor-tumor ini kaya akan saluran darah. Biasanya memiliki lokalisasi dalam suatu bronkhus besar dengan menimbulkan obstruksi di situ dan bahaya hemoptoe. Lebih jarang terdapat perifer sebagai sarang bulat yang asimptomatik.

Tetapi terdiri atas reseksi tumor dengan bagian paru yang mengalami perubahan sekunder. Pada tumor yang letaknya sentral, misalnya silindroma trakhea, terapinya dapat sangat sukar. Sesekali karsinoid bronkhus, sebagaimana juga karsinoid yang lokasinya di dalam usus halus, akibat produksi hormon dapat menimbulkan sindroma yang disebut sindroma karsinoid serangan muka menjadi merah, takhikardi, diare dan lama-kelamaan teleangiektasi dan cacat-cacat katup jantung kanan).

h. Mesotelioma pleura.

Golongan ini sebenarnya juga tidak termasuk karsinoma paru. Dibedakan mesotelioma fibrosa benigna yang tetap terdapat lokal, dan mesotelioma pleura maligna yang dalam waktu singkat tumbuh meliputi seluruh pleura homolateral dengan pembentukan eksudat berdarah dan dengan timbulnya dyspnoe, batuk dan nyeri di bagian dada yang sakit.

Di samping terjadi invasi lokal ke jaringan sekitarnya terjadi juga metastasis di kelenjar-kelenjar mediastinal, ketiak dan lebih jauh. Penyakit ini selalu berakhir fatal. Radiasi dan kemoterapi tidak memberi effek. Mesotelioma pleura maligna adalah tumor yang relatif jarang didapat.
Dalam dasawarsa yang akan datang mungkin frekwensinya naik berhubung tambah banyaknya penggunaan asbes untuk berbagai keperluan. Eksposisi sedikit saja kepada serabut-serabut asbes sesudah suatu periode laten beberapa puluh tahun dianggap masih dapat menimbulkan mesotelioma maligna (Ikhtisar problema asbes ditulis oleh Becklake (1976) dan Stumphius (1969).