Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terapi adjuvan dan tindak lanjut (Dr. K. Welvaart)

Terapi adjuvan dan tindak lanjut (Dr. K. Welvaart) - Meskipun penderita kanker telah mendapat terapi secara kuratif, masih ada kemungkinan tertinggal di daerah operasi gerombolan-gerombolan sel tumor yang tidak diketahui yang masih dapat berkembang dan dapat tumbuh menjadi residif lokal.

Demikian juga, mungkin bahwa telah terjadi metastasis mikroskopik yang tidak dapat dilihat atau diketemukan dengan cara-cara pemeriksaan yang ada pada kita. Prosentase ketahanan hidup yang definitif menjadi bukti bahwa pada banyak tumor terapi lokal saja tidak mencukupi untuk secara definitif menanggulangi proses kankernya.

Oleh karena itu perlu diberikan terapi penyokong (terapi adjuvan) yang pada waktu ini mendapat perhatian penuh untuk meningkatkan angka-angka survival. Dari clinical trials yang disusun secara baik, meskipun baru akan diketahui kemudian apakah terapi ini memang mencegah terjadinya metastasis ataukah hanya menunda saja.

Pilihan jumlah obat yang efektif hanya terbatas dan sensitivitas berbagai tumor terhadap khemoterapi amat bervariasi tergantung organ dan tipe histologiknya. Penggunaan khemoterapi sebagai adjuvan tidak dapat dipertanggungjawabkan selama manfaatnya belum dibuktikan di dalam suatu penyelidikan komparatif yang dapat dipercaya.

Terapi belum selesai walaupun penderita telah keluar dari klinik. Kontrol secara poliklinik yang teratur dan lama harus dilanjutkan. Setiap residif lokal ataupun metastasis harus ditemukan dini. Jika ditemukan metastasis paru atau hati yang soliter harus dipertimbangkan pengangkatan metastasis ini (kadang-kadang dapat dicapai penyembuhan, misalnya pada osteosarkoma, karsinoma testis, karsinoma kolon).
Dalam hal ini harus dikerjakan kembali analisa yang lengkap dan prinsip-prinsip penanganannya harus diterapkan lagi dalam arti yang seluasnya.