Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sebab-sebab resistensi radiasi tumor dan cara meningkatkan penyembuhan

Sebab-sebab resistensi radiasi tumor dan cara meningkatkan penyembuhan - Kalau sesudah radioterapi sesuatu tumor kemudian timbul residif lokal, berarti sesudah radioterapi itu masih terdapat sel yang mampu berproliferasi tanpa batas. Ini berarti bahwa semua sel atau satu fraksi sel tumor tersebut sedemikian resisten, sehingga perlu dosis lebih tinggi yang melampaui batas toleransi jaringan normal.

Resistensi ini bisa ditimbulkan oleh berbagai sebab. Pertama adalah karena memang tumor tersebut radioresisten atau sensitivitasnya rendah dan terjadi penyembuhan sel yang rusak subletal, yang tampak pada kurve ketahanan hidup jika penyinaran diberikan dalam dosis terbagi.

Sebab kedua adalah karena kemungkinan sebagian sel tumor itu mengalami hipoksia, sehingga menjadi resisten terhadap radiasi. Dalam hal ini ada kemungkinan, jika sel yang pada permulaan radiasi kekurangan oksigen, selama radiasi dalam dosis terbagi akan memperoleh oksigen lebih banyak, sehingga menjadi lebih sensitif.

Fenomena reoksigenasi ini mungkin bisa menerangkan kelebihan radiasi dalam dosis terbagi, dibanding dosis tinggi sekaligus. Sebab resistensi yang ketiga adalah repopulasi oleh sel-sel yang masih tahan hidup, terutama pada radiasi dalam dosis terbagi selama 4-8 minggu.

Namun dalam hal ini perlu diingat bahwa jaringan normal juga mengalami repopulasi sesudah radiasi. Kalau repopulasi ini lebih baik berlangsungnya pada jaringan normal, maka sebaiknya radiasi diberikan dalam dosis terbagi, yang tidak melampaui toleransi jaringan yang normal.

Untuk meningkatkan efek terapetik radiasi pada tumor yang resisten ini telah diselidiki berbagai kemungkinan. Pertama, diEropa dan Amerika sedang dikembangkan penggunaan neutron cepat (antara lain di Antoni van Leeuwenhoek Zienkenhuis).

Dengan penyinaran ini masalah penyembuhan kerusakan subletal dan efek hipoksia dapat diperkecil. Jadi ini baik untuk tumor yang memiliki daya menyembuh (karena kerusakan subletal) yang besar atau tumor yang kurang mendapat suplai oksigen.

Pengaruh suasana hipoksia juga diusahakan diatasi dengan melakukan penyinaran dalam tank yang diisi oksigen bertekanan 3 atmosfir. Cara ini terutama dikerjakan di Inggris, tetapi hingga kini belum dapat ditunjukkan hasil yang istimewa.

Di Inggris juga diberikan obat-obat khusus yang bisa menambah sensitivitas sel hipoksik terhadap radiasi. Perlu ditambahkan bahwa khemoterapi tertentu yang diberikan pada waktu atau sesudah radioterapi bisa menghambat daya repopulasi sel tumor ini, tetapi belum diketahui pasti apakah kerusakan yang juga diderita jaringan normal pada terapi kombinasi ini tidak memperbesar kemungkinan pelampauan batas toleransi penderita.

Di samping kemungkinan-kemungkinan tersebut di atas yang telah diterapkan dalam praktek, kini sedang diselidiki dan dicoba berbagai kombinasi terapi lain, misalnya hipertermia dengan radiasi, tetapi hal ini masih dalam taraf eksperimen.

Induksi tumor akibat sinar peng-ion.

Penggunaan sinar peng-ion telah membuka berbagai kemungkinan diagnostik maupun terapetik. Keuntungan ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Pemakaiannya harus sesedikit mungkin tetapi efektif. Jika terlalu besar bisa melampaui batas toleransi jaringan normal.
Tetapi pemakaian dalam dosis rendah pun, bahkan juga dosis yang sangat rendah misalnya dalam diagnostik, bisa menimbulkan induksi tumor di belakang hari, walaupun jarang. Ini terutama mengenai perubahan sel-sel jaringan normal, yang akan berakibat timbulnya tumor baru. Kecuali itu perlu juga diperhatikan dosis yang terserap oleh organ genital, sehingga akan mengakibatkan kelainan dalam keturunan.