Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Prinsip-prinsip fisika dalam radioterapi (Prof. Dr. P. Thomas)

Prinsip-prinsip fisika dalam radioterapi (Prof. Dr. P. Thomas) - Pada setiap tindakan radioterapi harus diusahakan dicapai dosis optimal pada tumor dan dosis minimal dalam jaringan normal di sekitarnya. Contoh pemberian radioterapi yang paling ideal adalah pemberian yodium 131 pada karsinoma tiroid.

Cara lain yang agak mendekati ideal ialah menempatkan sumber radiasi dalam jaringan tumor, dengan menggunakan radium, caesium dan iridium, dengan cara sebagai berikut :

  • Interstital. Zat radioaktif dalam bentuk jarum (radium, caesium) atau kawat (iridium) dimasukkan dalam jaringan tumor. Ini terutama digunakan pada tumor kandung kencing dan tumor lidah dengan perluasan terbatas, serta tumor kulit yang luas dengan pertumbuhan superfisial (iridium).
  • Intrakaviter. Zat radioaktif yang dimasukkan dalam tabung-tabung kecil ditanam dalam suatu rongga serta difiksasi di situ. Indikasi terpenting teknik ini adalah pada karsinoma mulut rahim dan kandung rahim.

Sebagian besar tindakan radioterapi diberikan secara eksternal dengan diusahakan tidak mengganggu jaringan normal di sekitarnya. Karena tiap berkas sinar rontgen kehilangan sebagian energinya jika melalui jaringan, maka effek ideal pada tumor yang letaknya dalam tidak didapat dengan penyinaran yang diberikan dari 1 arah, melainkan dari 2 arah yang saling berhadapan dengan pusat yang sama.

Dengan demikian dosis di dalam ''pipa'' radiasi tidak banyak berbeda dari dosis yang diterima tumor. Jaringan sehat di sekitar tumor juga mendapat penyinaran yang sama dengan tumornya. Untuk mengurangi penyinaran jaringan sehat di sekitar tumor, maka berkas-berkas sinar didatangkan dari sudut-sudut yang berbeda.

Kalau berkas sinar yang digunakan semakin banyak berarti seolah-olah bagian yang diterima jaringan normal itu diratakan dan ditipiskan. Teknik penyinaran yang terbaik dalam hal ini adalah dengan merotasikan sumber sinar dengan sumbu rotasi tersebut di tumor. Ini hanya efektif jika tumor tadi berbentuk silinder atau bola kecil.

Macam sinar yang diberikan juga memegang peranan penting demi efektivitas terapi. Semakin ''keras'' sinarnya, semakin tinggi dosis yang dapat menembus tubuh. Sinar-sinar yang sangat keras (misalnya sinar megavolt) selain memiliki kemampuan menembus sampai dalam juga mempunyai sifat positif yang lain, yakni dosis maksimumnya terletak di bawah kulit. Dengan demikian iritasi bisa berkurang.
Untuk radiasi tumor kulit digunakan sinar yang ''lunak'' yang penetrasinya tidak dalam. Sampai tegangan 12 MeV, elektron-elektron hanya memberikan energinya pada kedalaman terbatas (tergantung energinya) sehingga sangat sesuai untuk radiasi kulit yang sangat lebar (mycosis fungoides, cancer en cuirasse), atau kelenjar limfe yang terletak superfisial, terutama di daerah leher.