Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Endoskopi bagian distal traktus digestivus

Endoskopi bagian distal traktus digestivus - Meskipun telah ada perkembangan fiber-endoskop modern, rektoskopi dengan pipa yang kaku masih tetap berharga, karena sebagian besar kelainan kolon terletak di rekto-sigmoid. Rektosigmoidoskop yang kaku memiliki ukuran panjang 25-30 cm degnan diameter 1,5-2 cm.

Di samping itu masih ada rektoskop kanak-kanak yang panjangnya 20 cm dengan diameter 1 cm, dan proktoskop panjang 10-20 cm dengan diameter 1,2-2 cm. Penerangan sangat penting tanpa penerangan yang optimal tidak mungkin dikerjakan pemeriksaan dengan baik.

Endoskopi bagian distal traktus digestivus

Rektosigmoidoskop dengan bola lampu di bagian proksimal kini dianggap sudah kuno. Berbagai alat pembantu seperti tang biopsi atau pipa pengisap dan alat koagulasi dapat dimasukkan ke dalam lumen usus melalui rektoskop, dan juga bisa dimasukkan udara melalui sebuah balon.

Sebagai persiapan rektosigmoidoskopi diberikan klisma, sehingga 95% rektosigmoid menjadi bersih. Untuk pemeriksaan ada berbagai kemungkinan posisi penderita, seperti posisi lutut siku, posisi kiri dengan lutut ditarik ke dinding perut dan punggung dibengkokkan, dan posisi sectio alta.

Lebih dianjurkan posisi lutut siku, karena di sini isi perut bergeser ke arah kranial dan sigmoid menjadi lurus, sehingga mempermudah pemasukan rektoskop. Karena itu praktis tidak diperlukan insuflasi udara. Tetapi untuk penderita berusia lanjut dan penderita yang memiliki cacat, posisi ini sangat tidak menyenangkan.

Sebelum memasukkan rektosigmoidoskop, sudah tentu dikerjakan dahulu toucher rektal. Rektosigmoidoskop masuk anus secara miring ke arah umbilikus, degnan obturator masih di dalam rektosigmoidoskop sesudah saluran anus dilalui obturator segera ditarik ke luar dan pemasukan selanjutnya dikerjakan ''a vue''.

Agar ampula rekti tampak jelas, bagian proksimal rektosigmoidoskop digerakkan ke arah ventral, sehingga bagian distalnya bergerak ke arah sakrum. Dengan hati-hati rektoksigmoidoskop dimasukan terus menurut arah ini. Sesudah itu pada kira-kira perpindahan bagian sepertiga tengah ke bagian sepertiga akhir rectum dicapai dinding belakang.

Sekarang bagian proksimal rektosigmoidoskop digerakkan ke arah dorsal, degnan ini bagian distal rektosigmoidoskop sedikit menekan bagian ventral rektum. Pada kedalam kira-kira 14 atau 15 cm tampak perpindahan ke sigmoid.

Karena kelokan sigmoid kemudian sangat bervariasi, maka tidak dapat diberikan pedoman umum memasukkan rektosigmoidoskop lebih lanjut. Harus diingat, bahwa petunjuk-petunjuk di atas hanyalah merupakan petunjuk umum, dan tiap rektosigmoidoskopi, sebagaimana juga endoskopi lain, harus dikerjakan dengan menggunakan perasaan.

Rektosigmoidoskop tidak boleh dipaksakan masuk kalau terasa ada tahanan, atau penderita merasa nyeri atau tidak terlihat gambar yang jelas. Alat harus ditarik kembali sedikit sampai tampak lagi gambar yang jelas atau penderita tidak merasa kesakitan lagi, sesudah itu dicoba dimasukkan lebih lanjut.

Untuk pemeriksaan bagian kolon yang lebih proksimal dapat digunakan dua fiber-endoskop, yaitu sigmoidoskop dengan panjang kerja 1.120 mm dan kolonoskop dengan panjang kerja 1.870 mm. Juga pada rektosigmoidoskopi dan kolonoskopi indikasi yang terpenting ialah mencari kelainan-kelainan ganas dan premaligna.

Dengan banyak pengalaman 90-95% dari kasus-kasus dapat dilihat seluruh bagian kolonnya dengan jelas. Satu-satunya syarat ialah kolon harus bersih sama sekali. Kontraindikasi mutlak sigmoidoskopi dan kolonoskopi ialah aneurysma aortae yang besar sedang kontraindikasi relatif antara lain diverticulitis akut, kolitis iskhemik dan insufisiensi pulmonal atau kardial yang berat.

Polip-polip neoplastik di dalam kolon amat penting untuk dicari. Morson menunjukkan bahwa terdapat hubungan jelas antara besar polip neoplastik dengan karsinoma. Dari polip-polip yang kurang dari 1 cm, 1,3% ialah karsinoma, tetapi pada polip yagn lebih dari 2 cm, prosntasi karsinoma menjadi sekitar 46%. Polip biasanya multipel sehingga harus dicari lebih lanjut jika didapatkan satu polip.

Dengan menggunakan fiber-endoskop, polip dapat diambil in toto dengan elektrokoagulasi. Melalui saluran fiber-endoskop dimasukkan kawat polipektomi, yang terdiri atas kawat logam kecil yang diselubungi polietilen, sampai ke dalam usus, dan kemudian dikeluarkan dari selubungnya.

Kawat akan membuka seperti suatu lingkaran, yang kemudian dapat diatur melingkari tangkai polip. Tangkai polip diputus dengan arus listrik dan sekaligus dikoagulasi. Permukaan luka dikontrol, kalau mungkin terjadi perdarahan. Polip yang lepas itu kemudian dikeluarkan dengan sebuah tang.

Untuk dapat menilai dengan baik kemungkinan pertumbuhan infiltratif dan apakah polip tadi telah terambil sempurna, maka perlu pengirisan polip tersebut yang tepat di dalam laboratorium Patologi Anatomi. Ini dapat dibantu dengan menempatkan sebuah jarum di tengah lapangan irisan, sebelum mengirimkan polip tersebut ke laboratorium.

Pengambilan polip sessil lebih sukar dikerjakan dan kadang-kadang tidak mungkin tanpa bahaya perforasi atau perdarahan karena ulkus koagulasi dinding usus yang terlalu dalam. Sudah barang tentu polipektomi haya bisa dijalankan oleh operator yang berpengalaman melakukan kolonoskopi.

Komplikasi-komplikasi seperti perforasi dan perdarahan dapat terjadi, tetapi jarang. Polipektomi dalam tangan yang berpengalaman dapat dianggap sebagai tindakan yang aman. Jadi di samping indikasi diagnostik sekarang juga ada indikasi terapetik pada fiber-endoskopi, dan ini membawa perkembangan ke suatu fiber-endoskop dengan dua saluran untuk operasi, sehingga polipektomi menjadi lebih mudah.

Baca juga selanjutnya Laparoskopi (Dr. J. Kreuning)

Dengan mengangkat polip-polip neoplastik secara endoskopik sebelum terjadi keganasan diharapkan di kemudian hari sedikit banyak dapat dicegah perkembangan ke arah karsinoma.