Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Test-test yang baik (Prof. Dr. H.A. Valkenburg)

Test-test yang baik (Prof. Dr. H.A. Valkenburg) - Semua strategis tersebut di atas menggunakan test-test tunggal atau rentetan-rentetan test. Test-test dapat mempunyai sifat-sifat penting atau kurang penting, tergantung daripada cara penggunaannya. Sifat-sifat ini ialah :

  • Kesederhanaan, artinya dapat dikerjakan oleh bukan dokter.
  • Akseptabel, yang dapat menumbuhkan kerjasama yang baik dengan responden.
  • Ongkos yang rendah.
  • Ketelitian dalam pemberian ukuran atau sifat yang sebenarnya.
  • Presisi dan karena itu dapat direproduksi.
  • Sensitivitas, artinya positif pada banyak orang-orang dengan penyakit yang diperiksa.
  • Spesifisitas, artinya negatif pada banyak orang yang sehat.

Kalau sifat-sifat ini dilihat di dalam konteks daerah penggunaannya yang sebenarnya, maka jelaslah bahwa kesederhanaan, ekseptabilitas (sifat dapat diterima) dan ongkos ialah menentukan untuk penyelidikan epidemiologik, penting untuk pencarian dini, tetapi tidak relevant untuk case finding, diagnostik dan penjagaan.

Kebalikannya presisi dan ketelitian ialah pada proses diagnostik dan pencarian devisiasi-devisiasi dari keadaan sehat, dan nampaknya cukup penting pada pencarian dini. Tetapi pada penyelidikan epidemiologik sifat-sifat yang disebut terakhir ini hanyalah menentukan kalau mengenai taksiran-taksiran golongan individu atau taksiran-taksiran total dari frekwensi ciri.

Sensitivitas dan spesifisitas ialah relatif tidak penting untuk penyelidikan epidemiologik sebab test ini digunakan untuk mencari relasi sebab-akibat dan biasanya tidak memiliki konsekwensi langsung terhadap terapi yang akan diberikan.

Untuk pencarian dini test yang positif mempunyai konsekwensi mutlak bahwa penderitanya akan mendapat terapi, sebagaimana berlaku juga untuk case finding dan diagnostik. Karena itu sensitivitas dan spesifisitas untuk strategi-strategi ini harus amat tinggi.
Dalam hal ini harus diperhatikan bahwa hampir selalu sensitivitas dan spesifisitas berhubungan secara berlawanan bertambahnya sensitivitas disertai berkurangnya spesifisitas dan kebalikannya. (Valkenburg 1974). Sturmans c.s. (1976) belum lama ini menunjukkan bahwa pada sensitivitas dan spesifisitas yang tetap, bagian proporsional test false positif terhadap semua test positif menjadi lebih tinggi semakin rendah frekwensi fenomena yang dicari di dalam populasi. Dalam praktek ini harus berarti bahwa pada prevalensi yang rendah lebih banyak orang-orang akan diterapi secara tidak tepat daripada secara tepat.