Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Klasifikasi dan terapi prognosa

Klasifikasi dan terapi prognosa - Untuk menentukan kategori T (dari sistem TNM) diperlukan pemeriksaan klinis urografi dan arteriografi :

  • T1 : Tumor kecil, tidak ada pembesaran ginjal.
  • T2 : Tumor besar degnan perubahan ''contour'' ginjal atau pielum, cortex tidak tertembus pada gambar arteriorafi.
  • Perluasan perirenal atau invasi hilus atau saluran-saluran ginjal, pembuluh darah ginjal.
  • T4 : Pertumbuhan lanjut ke dalam organ-organ yang berdekatan. Untuk penentuan kategori-N, diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan klinis, limfografi dan urografi.
  • N1 : Satu metastasis kelenjar regional homolateral.
  • N2 : Metastasis kelenjar regional kontralateral atau bilateral atau multipel.
  • N3 : Kelenjar regional tidak dapat digerakkan (terfiksasi).
  • N4 : Metastasis kelenjar juxtaregional. Penentuan kategori-M memerlukan pemeriksaan klinis, pemeriksaan rontgen thorax, pemeriksaan biokimiawi, dan pemeriksaan foto tulang atau pemeriksaan tulang dengan isotop.
  • M1 : Ada metastasis jauh.

Terapi.

Jika tidak dapat ditunjukkan metastasis maka terapi yang tepat adalah nefrektomi. Ini harus dijalankan secara abdominal atau torakoabdominal, dengan mengangkat semua lemak perirenal, glandula suprarenalis dan kelenjar-kelenjar limfe regional, para-aortal serta paracaval.

Radiasi pendahuluan tampaknya bisa mengurangi kemungkinan pengangkatan tumor secara irradikal pada proses-proses yang amat luas, sebagai ditunjukkan pada arteriografi, IVP dan pemeriksaan ekhogrfi. Jika ada metastasis multipel, maka sebaliknya diadakan radiasi pada tempat-tempat yang terbanyak memberikan keluhan.

Hasrat yang sampai sekarang masih ada untuk menjalankan nefrektomi pada penderita karsinoma ginjal, dengan maksud mengurangi atau menghilangkan metastasis (terutama metastasis paru), harus dinyatakan keliru. Yang paling berarti ialah jika terjadi metastasis soliter di paru atau di tulang ekstremitas, maka di samping nefrektomi dilakukan juga pengangkatan bagian paru yang terkena atau amputasi ekstremitas.

Tetapi pengalaman menunjukkan terjadinya kematian karena metastasis umum. Perdarahan atau gejala-gejala umum yang berat seperti panas tinggi, dapat memaksa ahli bedah untuk menjalankan nefrektomi dengan tujuan paliatif meskipun telah terjadi metastasis.

Embolisasi dengan cara menutup a.renalis dengan menyuntikkan bahan seperti jaringan otot atau bahan perusak ke dalam arteri ini dengan teknik Seldinger, dapat menghentikan perdarahan-perdarahan hebat pada karsinoma ginjal yang inoperabel.

Regresi spontan metastasis paru dapat dijumpai. Pada perogresi metastasis terapi hormonal dengan progestativa dapat menghentikan prosesnya, tetapi pengalaman dengan obat ini tidak menunjukkan keseragaman. Khemoterapi dengan kombinasi obat-obatan yang hingga kini mencoba secara klinis, ternyata tidak efektif.

Berbagai faktor tumor ternyata memiliki arti prognostik, misalnya perluasan, struktur, derajat diferensiasi dan invasi ke dalam v. renalis. Penetapan kategori T secara klinis, dengan IVP dan arteriografi sampai sekarang belum dapat dipercaya sepenuhnya, sebagai ternyata dari pemeriksaan pendapatan mikroskopik preparat nefrektomi (kategori-P).

Prognosa.

Dari 142 penderita yang dirawat penulis-penulis, antara tahun 1952-1972, ternyata prognosa amat dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan tumor dan oleh adanya metastasis kelenjar limfe. Pertumbuhan lanjut ke dalam saluran darah ternyata paling kuat mempengaruhi perlangsungannya.

Dalam kategori penderita dengan pertumbuhan lanjut di dalam vena (54 penderita), ternyata ketahanan hidup 5 tahunnya hanya 32%, sedangkan yang tanpa pertumbuhan lanjut (40 penderita) memiliki prosentasi ketahanan hidup 87%.

Hasil-hasil terapi bedah yang didapat oleh penyelidik-penyelidik lain sesuai dengan angka-angka tersebut di atas. Misalnya Robson (1969) menyebutkan ketahanan hidup 5 tahun sebesar 60% kalau tumornya terbatas pada ginjal, dan 42% pada pertumbuhan ke dalam saluran darah, atau jika terdapat metastasis ke kelenjar limfe.
Middleton dan Presto (1973) menyebutkan bahwa pada 35 penderita yang terapi dengan nefrektomi radikal, jika tumornya terbatas pada ginjal, didapat ketahanan hidup 5 tahun sebesar 80%, sedang kalau sudah ada pertumbuha ke dalam saluran darah (14 penderita) prosentasinya sebesar 57. Jika pada waktu nefrektomi terdapat metastasis jauh, maka di dalam literatur disebutkan ketahanan hidup 5 tahun paling banyak 10% dan tidak ada ketahanan hidup 10 tahun.