Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tumor-tumor leher (Prof. Dr. J. Oldhoff, Drs. A. Vermey, Dr. A.K. Panders)

Tumor-tumor leher (Prof. Dr. J. Oldhoff, Drs. A. Vermey, Dr. A.K. Panders) - Benjolan di daerah leher banyak dijumpai. Kepada seorang dokter umum sering dimintakan pertimbangan akan sifat benjolan yang umumnya ditemukan oleh penderita sendiri, atau karena penderita diingatkan oleh orang di sekitarnya.

Leher merupakan tempat lalu lintas pembuluh limfe kulit muka, saluran nafas dan makanan bagian atas, sehingga pembesaran kelenjar limfe leher bisa berasal dari salah satu organ itu. Sebagian besar pembesaran kelenjar ini disebabkan karena proses tidak ganas, misalnya limfadenitis, sebagai reaksi peradangan kelenjar limfe regional yang berfungsi sebagai stasiun (acne faciei, kelainan-kelainan gigi, tonsilitis).

Kemudian dapat pula dilihat reaksi kelenjar limfe terhadap penyakit-penyakit infeksi (morbus Pfeiffer, cat scratch disease). Pembesaran kelenjar ini dapat terjadi dalam beberapa minggu dan sedikit sakit kalau diraba.

Setelah ditetapkan ada pembengkakan kelenjar limfe, perlu segera dicari sebabnya. Ini terutama berlaku untuk pembengkakan-pembengkakan di leher yang pada palpasi memberi kesan ganas. Pembengkakan-pembengkakan kelenjar demikian itu biasanya telah berlangsung lama, teraba lebih keras, tidak sakit tekan, lebih sering ditemukan pada penderita berumur lebih dari 40 tahun, kecuali limfoma maligna.

Baca selanjutnya Pemeriksaan tumor-tumor leher

Van den Broek (1975) menyatakan bahwa masih sering diambil biopsi dari benjolan itu sebelum sebabnya dicari. Keputusan melakukan biopsi baru boleh diambil apabila setelah diperiksa secara adekwat tidak ditemukan tumor primer pada kulit, rongga mulut, tenggorokan dan nasopharynx.