Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Radioterapi (versi Dr. P. Veeze)

Radioterapi (versi Dr. P. Veeze) - Radiasi primer dengan tujuan kuratif merupakan indikasi pada penderita tumor kecil yang terbatas pada paru, yang karena sesuatu sebab tidak dapat dioperasi, misalnya karena lokalisasi tumor dekat cairan utama, faal paru yang buruk atau karena penderita menolak operasi.

Pada faal paru yang sangat buruk radiasi juga merupakan kontraindikasi, terutama kalau ini harus dilakukan terhadap volume paru yang besar. Kontraindikasi lain dilakukannya radioterapi adalah ; metastasis jauh, metastasis yang luas di mediastinum atau jika ukuran tumor itu sendiri terlalu besar.

Indikasi kedua untuk radioterapi adalah karsinoma ''oat cell'' (yang operabel), karena ternyata pada tipe sel ini radioterapi memberikan ketahanan hidup sedikit lebih tinggi dari operasi. Radioterapi primer dengan dosis kuratif juga merupakan indikasi pada tumor-tumor yang telah meluas ke luar paru atau terjadi metastasis di mediastinum yang menghalang-halangi reseksi. Tetapi di sini kita mendekati daerah terapi paliatif.

Terapi radiasi juga digunakan dalam kombinasi dengan reseksi. Radiasi preoperatif ternyata tidak memberikan hasil yang baik terhadap prosentasi penyembuhan penderita yang direseksi; hanya pada tumor Pancoast disebutkan sukses sedikit.

Juga radioterapi pasca bedah yang diberikan secara rutin pada mediastinum tidak memberikan perbaikan prognosa. Terapi radiasi sesudah reseksi diberikan sebagai tambahan terapi, kalau pada reseksi dijumpai metastasis dihilus atau ada alasan-alasan lain yang memberi dugaan kemungkinan residif yang lebih besar daripada biasa.

Radioterapi paliatif banyak digunakan dan sangat berguna. Ini kerapkali digunakan terhadap metastasis tulang yang menimbulkan nyeri atau infiltrasi ke dalam dinding dada, dan kadang-kadang untuk situasi-situasi khusus, misalnya sindroma vena cava superior (yang membakat), bahaya stenosis esofagus, trakhea atau kedua bronkhin utama, bentuk yang tak henti-hentinya, hemoptoe berat atau sindroma Pancoast, Radioterapi paliatif ini harus sesedikit mungkin membebani penderita dan jangan mengambil waktu lebih banyak dari sisa hidup penderita dibanding dengan keperluannya yang terbatas itu.

Pada setiap penggunaan radioterapi diperlukan teknik yang amat cermat untuk menghindari komplikasi-komplikasi. Eritma temporer, trakheitis, esofagitis dan sedikit pneumonitis radiasi masih dapat ditoleransi, tetapi pericarditis radiasi dan fibrosis radiasi pada paru lebih berat sifatnya.
Demikian juga atrofi mukosa dan degenerasi otot esofagus yang dapat terjadi sesudah pemberian dosis tinggi. Komplikasi yang dramatis adalah mielopati radiasi sumsum tulang belakang, yang dapat menyebabkan lesi melintang yang menetap.