Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kelainan-kelainan selaput lendir premaligna. (Prof Dr. G.B. Snow)

Kelainan-kelainan selaput lendir premaligna. (Prof Dr. G.B. Snow) - Ada sesuatu pertanyaan penting : Dapatkah ditunjukkan kelainan premaligna larynx secara klinis ? Pertanyaan ini dapat dijawab secara positif dengan menjelaskan apa yang disebut leukoplakia plica vocalis. Di sini biasanya tampak suatu perubahan unilateral mukosa setempat pda plica vocalis, pada lokalisasi tertentu, warna putih dengan batas-batas yang tidak teratur.

Tetapi gambaran ini tidak selalu sejelas seperti yang dinyatakan di atas tersebut. Selain itu dalam kepustakaan juga didapatkan ebrbagai macam cara penyebutan, seperti hiperkeratosis, hiperplasia epitel yang tidak tenang dan lain-lain. Dalam semua keadaan ini ada indikasi untuk mengadakan eksisi pembuktian : hanya pemeriksaan patologilah yang dapat menetapkan sifat yang sesungguhnya dari lesi tersebut.

Kelainan-kelainan selaput lendir premaligna. (Prof Dr. G.B. Snow)

Dianjurkan untuk mengadakan pembagian dalam tiga golongan (Delamarre, 1970) :

  • Hiperplasi sel pipih yang sederhana.
  • Hiperplasi sel pipih yang atipik.
  • Karsinoma in situ.

Karsinoma in situ harus diterapi sebagai suatu karsinoma; penderita-penderita dalam golongan 1 dan 2, harus dikontrol teratur dan seumur Hidup Delamarre (1970) melihat pada 9 dari 46 penderita dengan kelainan plica vocalis yang didiagnosa sebagai golongan 1 dan 2, beberapa bulan sampai 10 tahun kemudian timbul karsinoma.

Tetapi kelainan-kelainan ini dapat pula hilang spontan. Juga berhubungan dengan ini maka penderita harus secara sungguh-sungguh dinasehati untuk menghentikan merokok. Berkat introduksi metode mikrolaringoskopi kurang lebih 10 tahun yang lalu (Van den Broek, 1972), sekarang telah mungkin dilakukan operasi steril di bawah mikroskop untuk menghilangkan seluruh lesi tersebut pada sebagian besar penderita.

Kemungkinan pada kelainan ini tumbuh residif atau mengalami degenerasi ganas adalah kecil. (Kleinsasser, 1974). Kelainan kedua yang dalam hal ini juga penting adalah laringitis hiperplastik yang khronis. Kelainan ini selalu bilateral; kedua plica vocalis menebal dilapisi dengan selaput lendir yang pucat, sedikit berbenjol-benjol dan seakan-akan tampak seperti kulit (Baarsma dan Waar, 1976).

Kelainan ini relatif sering dijumpai. Dari kenyataan bahwa serak pada penderita karsinoma larynx lamanya jarang melampaui satu tahun dan pada umumnya plica vocalis yang satunya memberikan gambaran yang normal, maka dapat disimpulkan bahwa tumor ganas yang berasal dari laringitis hiperplastik menahun adalah perkecualian.

Tetapi tidak disangsikan bahwa degenerasi maligna seperti itu bisa terjadi. Ini menjadi jelas setelah mikrolaringoskopi digunakan secara meluas, sehingga laringitis hierplastik khronis lebih kerap dijumpai daripada sebelumnya dan bisa diterapkan dengan endolaryngeal surgery.

Pembesaran gambar larynx dibawah mikroskop memungkinkan penilaian mukosa yang jauh lebih teliti daripada hanya dengan mata saja. Ulserasi minimal yang dengan pemeriksaan cermin indirek tidak dapat dilihat, dengan cara ini dapat diketahui dan pada eksisi percobaan ternyata hasil PA-nya menunjukkan karsinoma.

Kelainan ketiga adalah papiloma cornificans soliter dari selaput lendir larynx orang dewasa yang praktis hanya terdapat pada plica vocalis (Kleinsasser dan Oliveira E Cruz, 1973). Sebagai juga pada leukoplakia maka hanya PA-lah yang dapat menentukan sifat lesi itu yang sesungguhnya, dengan tetap mempertahankan pembagian histologik dalam 3 kelas seperti yang telah disebutkan di atas.
Adalah menarik bahwa dari penderita-penderita yang kelainannya dinyatakan karsinoma in situ sebagian besar berjenis kelamin wanita, dan selanjutnya kelainan itu harus dipisahkan secara jelas dari papiloma larynx multipel yang tidak hanya terbatas pada plica vocalis dan terdapat pada usia muda tetapi kadang-kadang terdapat pula pada orang dewasa, dan tidak mempunyai hasrat mengadakan degenerasi maligna.