Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pertumbuhan infiltratif sel tumor

Pertumbuhan infiltratif sel tumor - Salah satu sifat karakteristik sel tumor ialah kemampuannya menembus jaringan normal dan penetrasi ke dalam saluran-saluran darah serta saluran limfe. Di dalam hal ini sel tumor kerapkali menggunakan struktur-struktur yang telah ada yang mempermudah infiltrasi, misalnya rongga perineural.

Di lain pihak perluasan dapat dipersukar oleh struktur-struktur seperti simpai suatu organ atau periosteum. Ada kemungkinan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi infiltrasi. Ada petunjuk bahwa kenaikan tekanan dalam tumor, sebagai akibat dari penambahan volume tumor, mempermudah menembusnya sel tumor ke dalam jaringan normal.

Pertumbuhan infiltratif sel tumor

Meskipun percobaan-percobaan model oleh Young menunjang dugaan ini, tetapi tidak mungkin bahwa hal ini merupakan sebab terpenting untuk terjadinya invasi. Tumor-tumor yang tumbuh lambat kadang-kadang menunjukkan infiltrasi yang luas di sekelilingnya, sedang tumor dengan pertumbuhan cepat kadang-kadang hanya sedikit menginfiltrasi jaringan sekelilingnya.

Namun demikian pengamatan menunjukkan bahwa palpasi tumor kerapkali diikuti dengan penyebaran sel-sel tumor di dalam saluran darah. Adhesi satu dengan lain dan motilitas sel-sel tumor ganas berbeda dengan sel-sel yang tidak ganas. Baik sel ganas maupun yang tidak ganas dapat bergerak in vitro.

Tetapi jika sel-sel jinak in vitro bersentuhan satu dengan yang lain, maka motilitas bahkan seringkali juga pertumbuhannya sangat mengurang (contact inhibition) (Abercrombie). Sel-sel ganas tidak menunjukkan ''contact inhibition'' ini, atau jika ada hanya sedikit sekali.

Sel-sel terus tumbuh tanpa pembatasan dan aturan, dan membentuk sarang-sarang (piling up). Motilitas sel tumor kerapkali juga tidak dihambat oleh kontak dengan fibroblast-fibroblast. Fenomena hapusnya ''contact inhibition'' ini mungkin juga menjadi dasar pertumbuhannya yang invasif in vivo.

Untuk fenomena ini belum didapat keterangan yang memuaskan. Diduga kadar dan macam mukopolisakharida dalam lapisan tipis yang merupakan ''glycocalyx'' di luar membran plasma, memegang peranan pada interaksi-interaksi ini.

Adhesi satu dengan yang lain dari sel-sel tumor ganas lebih kecil dibanding dengan yang terdapat pada sel-sel jinak dari tipe yang sama. Coman menunjukkan bahwa sel-sel epitel gepeng berlapis normal lebih sukar dipisahkan daripada sel-sel karsinoma epidermoid.

Ia berpendapat bahwa kurangnya adhesi ini adalah akibat kurangnya kadar kalsium pada sel-sel ganas. Penyelidikan-penyelidikan kemudian, di antaranya oleh Patinkin dan kawan-kawan, meragukan peranan kalsium pada keadaan ini. Meskipun tidak ada keterangan yang jenis mengenai kurangnya adhesi satu dengan yang lain dari sel tumor ganas, faktor ini nampaknya adhesi penting juga untuk pertumbuhan infiltratif.

Berbagai penyelidik memberikan peranan penting kepada produksi dan pengeluaran ensim-ensim litik oleh sel-sel tumor. Ensim-ensim ini dianggap memutuskan adhesi sel tumor. Substansi interseluler dalam jaringan normal dipecah. Meskipun hasil-hasil dari berbagai eksperimen tidak menunjukkan kesamaan, pada waktu ini nampaknya terutama ensim-ensim lisosomal memegang peranan dalam terjadinya pertumbuhan invasif.

Ensim-ensim ini mungkin merupakan produk dari sel-sel tumor yang hidup, tetapi mungkin juga ensim-ensim ini diproduksi oleh makrofag. Seberapa jauh reaksi organisme terhadap kehadiran tumor bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan invasif ini belum jelas.
Vasiliev menunjukkan adanya proliferasi jaringan ikat di sekitar tumor yang membantu penyebaran sel-sel tumor. Migrasi sel tumor, menurut pandangan ini, berlangsung mengikuti jaringan ikat yang dibentuk. Smeulers memperkuat hipotesa ini dalam eksperimen dengan transplantasi jaringan tumor pada ''chorion allantois'' telur ayam. Mekanisme pertumbuhan invasif sebagian besar masih belum dapat diterangkan. Yang pasti adalah bahwa kita berhadapan dengan suatu proses yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.