Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fungsi sel kanker di dalam makhluk hidup

Fungsi sel kanker di dalam makhluk hidup - Penyelidikan-penyelidikan ke arah proses metabolik sel yang fundamental pada kanker hanya sedikit memberikan hasil. Sebagian besar kelainan yang dijumpai bersifat kwantitatif dan variabel. Satu-satunya fenomena yang selalu ada ialah kenaikan glikolisis anaerob dengan kenaikan produksi asam laktat.

Akibat langsung dari pemecahan glukosa menjadi asam laktat ini adalah kenaikan konsumsi glukosa. Ini mengakibatkan glukosa yang tersedia untuk sel-sel yang tidak ganas berkurang. Perubahan ke arah gangguan-gangguan ensim hanya memberikan perbedaan-perbedaan kuantitatif dan variabel.

Ada perbedaan antara sel tumor dengan sel normal mengenai fungsi-fungsi spesifik tertentu. Ada fungsi spesifik dalam sel normal yang hilang pada transformasi, dalam keadaan-keadaan lain ternyata terjadi fungsi-fungsi baru. Makin rendah tingkat diferensiasi suatu sel tumor, makin menghilang fungsi-fungsi spesifiknya.

Fungsi sel kanker di dalam makhluk hidup

Pembentukan mutiara tanduk tidak terdapat pada karsinoma epidermoid dengan diferensiasi tumor-tumor dengan diferensiasi rendah yang berasal dari organ-organ endokrin kerapkali tidak menunjukkan produksi hormon.

Di samping hilangnya fungsi seringkali kita lihat timbulnya fungsi-fungsi baru di dalam sel tumor, yang tidak terdapat di dalam jaringan tempat transformasi ganas tadi terjadi. Pada tahun 1928 Brown menulis tentang seorang penderita wanita dengan tanda-tanda hirsutismus dan diabetes mellitus yang pada otopsi ternyata menderita karsinoma bronkhus; kedua adrenal menunjukkan hiperplasia hebat.

Baru tiga puluh tahun kemudian Liddle dan asisten-asistennya dapat menunjukkan bahwa memang beberapa tumor non-endokrin dapat memproduksi hormon dengan aktivitas ACTH. Adanya produksi ensim dan hormon oleh tumor yang berasal dari jaringan yang tidak memiliki fungsi ini pada tahun-tahun terakhir dikukuhkan oleh berbagai penyelidik.

Penemuan ''tumor associated proteins'' ternyata penting artinya dalam diagnostik, lokalisasi dan terapi tumor. Berbagai hipotesa dicoba untuk menerangkan sifat abnormal ini. Pada waktu ini yang agaknya paling dapat diterima adalah ''hipotesa derepresi''. Hipotesa ini bertolak dari anggapan bahwa tiap sel mengandung semua informasi genetik yang ada pada sel telur yang dibuahi.

Pada waktu terjadi proses diferensiasi dan spesialisasi, sebagian besar informasi genetik ini direpresi. Mungkin pada proses transformal ganas terjadi suatu derepresi, sehingga sel ganas itu mendapat sifat yang sama sekali asing dari sifat sel asalnya. Mengenai keterangan produksi hormon ektopik, ''hipotesa sel endokrin'' mendapat banyak perhatian.
Di sini dianggap bahwa ''sel-sel endokrin'' yang terdapat dalam banyak organ karena perubahan kecil dalam aktivitas genomnya mendapat kemampuan memproduksi hormon ektopik. Dua tipe sel dianggap termasuk memiliki fungsi ini : sel-sel yang oleh Feyrter disebut sel parakrin argentafin dan sel-sel yang oleh Pearse disebut sel APUD (Amine Precursor Uptake and Decarboxylation). Sel-sel terakhir ini mungkin berasal dari ''neural tube''.